BADUNG – Gelaran Karya Labuh Gentuh Ngenteg Linggih lan Mapadudusan Agung di Pura Segara membawa efek positif terhadap perkembangan angka kunjungan pariwisata Pantai Melasti, Ungasan. Berbagai tahapan upacara yang dilaksanakan, sekaligus menjadi daya tarik tambahan bagi kawasan yang sudah menyandang status DTW tersebut.
Manajer Pengelola Pantai Melasti Ungasan, Wayan Karnawa mengungkapkan, belakangan ini peningkatan menyentuh angka 10 persen. Yakni dari angka rata-rata hari biasa, yang berada pada jumlah 3 ribu orang/hari.
Karnawa tidak memungkiri bahwa hal tersebut juga berkat pelaksanaan Karya. Buktinya sejumlah travel sempat menanyakan rangkaian prosesinya, untuk kemudian diinformasikan kepada para tamunya.
“Selama Karya, operasional berjalan seperti biasa dan tanpa mengurangi kekhusyukan Karya. Jadi ada pengaturan yang dilalukan, agar keduanya berjalan dengan beriringan,” akunya.
Ada sejumlah hal yang sesungguhnya merupakan bagian dari pelaksanaan Karya, namun memancing perhatian para wisatawan. Di antaranya yakni terpasangnya 250 penjor yang menghiasi akses Pantai Melasti. Selain itu ada juga prosesi Mepeed, serta tarian yang dipentaskan di sekitar gapura Pura Segara.
Ditegaskan Karnawa, Karya tersebut dilaksanakan tidak lain sebagai wujud syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Ke depan dia berharap Pantai Melasti tetap senantiasa eksis, dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat.
Seperti diwartakan sebelumnya, Bendesa Adat Ungasan, I Wayan Disel Astawa sempat mengabarkan bahwa serangkaian dengan Karya, di pelataran Pura Segara juga akan dilaksanakan pementasan Tari Kecak. Dalam pertunjukan tersebut, setidaknya ada seratusan krama yang terlibat sebagai penari. Pementasan dijadwalkan tergelar bertepatan dengan hari Penyineban, yakni 22 Oktober 2024.
“Sesungguhnya ini juga merupakan bagian dari wujud syukur mereka (sekaa Kecak) kepada Tuhan. Tapi di sisi lain, saya rasa memang akan sekaligus menjadi semacam atraksi wisata yang menarik,” ucapnya. (adi)