BULELENG – Terobosan luar biasa dengan menyasar generasi muda atau Gen-Z Hindu dilakukan Penyuluh Agama Hindu di Kabupaten Buleleng.
Tidak hanya mentransformasi teknologi dalam membangkitkan semangat Gen-Z dalam memahami ajaran Agama Hindu, melalui kegiatan bertajuk ‘Utsawa Jnananing Sad Dharma 2024’ (UJSD-2024) yang digelar serangkaian Hari Sumpah Pemuda dan HUT ke-1 Penyuluh Agama Hindu juga diharapkan mampu menarik sekaligus mendorong Gen-Z Hindu untuk mengaplikasikan ajaran keagamaan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.
“Kegiatan ini kita coba dulu, apakah bisa menarik perhatian seluruh masyarakat dan menilai juga apakah masyarakat kita sudah dekat dengan Penyuluh Agama Hindu, ternyata animo peserta sangat luar biasa, sampai kita terpaksa membatasi peserta,” tandas Ketua Panitia UJSD-2024, Ni Putu Meri Andriani di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Buleleng, Rabu (9/10/2024).
Meri didampingi Ida Bagus Teguh Ngurah selaku penanggungjawab UJSD-2024 memaparkan kegiatan menyasar anak usia dini dan generasi muda mulai dari TK, SMP, SMA/SMK dan Remaja ini dikemas dalam bentuk Cipta Lagu Religi (daring), Lomba Dharma Wacana, Lomba Dharma Sadana, Lomba Trisandya dan Lomba Mewarnai untuk anak usia dini ini diikuti 143 orang peserta.
“Selain sebagai upaya penguatan generasi muda terhadap nilai-nilai agama, khususnya Agama Hindu, kegiatan yang mengakomodir teknologi dan tren kekinian juga diharapkan mampu menghilangkan stigma di masyarakat khususnya pada generasi muda bahwa belajar agama dinilai sebagai kegiatan ‘kedewan-dewan’. Sehingga anak-anak sangat takut belajar agama, nanti dibilang kedewan-dewan, jadi kami mencoba melakukan pendekatan berbeda agar anak-anak tahu agama tidak menyeramkan dan bisa dipelajari siapapun,” tandas Meri dibenarkan Teguh Ngurah.
Selaku penanggungjawab UJSD-2024, Ida Bagus Ngurah Teguh menambahkan melalui kegiatan lomba yang juga mengakomodir teknologi digital, pihaknya juga berharap Penyuluh Agama Hindu bisa hadir ditengah masyarakat khususnya yang beragama Hindu untuk memberikan pencerahan kepada umat tentang nilai-nilai, filosofi Agama Hindu.
“Selain menggelar berbagai macam lomba, Penyuluh Agama Hindu juga telah membuka ruang digital bagi umat terutama yowana untuk berbagi, berdiskusi tentang agama baik melalui konten di titok, facebook maupun group whatshap dengan metode learning by doing, belajar sambil melalukan,” terangnya.
Menyesuaikan dengan umur, penyuluh juga melakukan pembinaan menyasar kelompok pelajar, anak-anak dengan metode belajar sambil bermain antara lain terkait pelestarian lingkungan dan hormat kepada orang tua.
“Penyuluh juga melakukan tirtayatra ke 9 kecamatan, sekalian pembinaan kepada anak yatim piatu dan kaum lansia,” pungkasnya. (kar/jon)