BULELENG – Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja gelar kegiatan Ganesha Digital Enterpreneur Academy (GDEA) 2024.
Selain mewujudkan visi membentuk lulusan yang unggul dan berdaya saing, program nasional yang berlangsung selama satu semester ini juga merupakan wujud nyata dari komitmen serta dukungan Undiksha sebagai perguruan tinggi yang dipercaya Kemendikbud Ristek Republik Indonesia sebagai pelaksana Wirausaha Merdeka (WMK) dalam meningkatkan jumlah wirausaha muda Indonesia.
“Program nasional ini bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa sebagai lulusan yang unggul dan berdaya saing serta sebagai bentuk dukungan untuk meningkatkan jumlah wirausaha muda Indonesia,” tandas Rektor Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd. saat membuka GDEA tahun 2024 di Auditorium Kampus Undiksha Singaraja, Rabu (18/9/2024).
Rektor Lasmawan menegaskan WMK digagas sebagai jendela bagi mahasiswa dalam meraih kesuksesan melalui pengalaman nyata (dilatih, dibiasakan, dan memiliki) terkait kewirausahaan berbasis digital.
“Kegiatan ini dirancang sebagai wadah mahasiswa untuk menjadi wirausaha muda, dengan mengelola akademik terkait entrepreneurship. Karena, di era digital (post modern) anak muda harus mampu membuka kesempatan melalui wirausaha,” terangnya.
Ia menegaskan, sesuai visi dan misi Undiksha hadir untuk memfasilitasi mahasiswa yang berminat dalam kegiatan kewirausahaan.
“Saya minta seluruh mahasiswa memanfaatkan program ini untuk mengembangkan diri dan berguna bagi masyarakat melalui produk-produk yang diciptakan. Undiksha bersama Kemdikbud Ristek berusaha mewadahi mahasiswa untuk membangkitkan jiwa wirausaha dan berdaya saing tinggi sehingga dapat memiliki kehidupan dan karir yang jauh lebih baik saat keluar dari perguruan tinggi,” tegasnya.
Sebagai materi pembuka, 445 peserta GDEA terdiri atas 395 orang dari Undiksha dan 50 dari perguruan tinggi lain langsung digebrak Dr. Nila Tristiarini, M.S.,CSRA sebagai narasumber dengan materi Motivasi Berwirausaha.
“Indonesia merupakan negara yang memiliki angka pengangguran tertinggi di Asia. Ada 2 kunci penting untuk menjadi wirausaha, yaitu out of the box dan berani keluar dari zona nyaman,” tandasnya.
Wirausahawan harus mampu keluar dari batasan-batasan yang ada dan berani melampaui batasan yang ada dalam diri, sehingga dapat terus mengembangkan diri dan potensinya.
“Selain itu, seseorang harus memiliki value atau nilai diri yang nantinya digunakan sebagai bekal dalam karir atau pekerjaan. Value inilah yang harus kita create (ciptakan). Value dapat mencerminkan kompetensi dan kemampuan seseorang,” tegasnya.
Sementara I Ketut Meniarta, SSTP., M.Si. selaku narasumber dari Dinas UMKM Provinsi Bali membuka wawasan peserta dengan mengungkapkan peluang pengembangan kewirausahaan di Provinsi Bali.
“Untuk meningkatkan rasio kewirausahaan di Indonesia, Pemerintah Provinsi Bali mendorong transformasi kewirausahaan Bali melalui pergerakan UMKM, Koperasi, dan sebagainya. Hal tersebut diharapkan dapat semakin kuat dengan hadirnya program strategis, salah satunya WMK,” tandasnya.
Ia berharap, kegiatan yang melibatkan 58 tenaga pengajar, 44 DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) internal dan eksternal serta 88 mentor dan 88 pelaku UMKM ini mampu mendorong jiwa enterpreuner mahasiswa.
“Kegiatan yang melibatkan 15 tenaga ahli dan praktisi dari dunia usaha/ bisnis sekala nasional dan internasional kita harapkan mampu membentuk mahasiswa yang berjiwa enterpreuner, dengan produk yang kreatif dan berdaya saing,” pungkasnya. (kar/jon)