BadungBudayaPolitikSeniTerkini

Sambil Sosialisasi Pilkada KPU Bali Ajak Nobar Film ‘Tepatilah Janji’

KPU Ingin Wujudkan Penyelenggaraan Demokrasi yang Lebih Baik

BADUNG – KPU Bali selalu berupaya melakukan berbagai inovasi yang inovatif dalam setiap perhelatan pemilihan kepala daerah (Pemilukada). Berbagai kegiatan sosialisasi dalam setiap perhelatan Pemilukada dilakukan dan al hasil mampu meningkatkan partisipasi pemilih dan masyarakat pemilih juga mampu memilah dan memilih calon pemimpinnya secara cerdas.

Pada Pemilukada 27 Nopember 2024 mendatang, KPU melakukan sosialisasi lewat nonton bareng film yang bertajuk, Tepatilah Janjimu. Film yang dirilis tahun lalu oleh Komisi Pemilihan Umum ini disutradarai oleh Garin Nugroho dan diputar perdana di Beachwalk, Kuta Badung, Sabtu (7/9/2024).

Dalam pemuteran film yang bertalian dengan kegiatan perhelatan pemilukada, film ini kembali mengedukasi masyarakat untuk berpolitik damai menjelang Pilkada.

Produksi film ini merupakan kerja sama KPU dengan Asta Jaya Centra Cinema, Padi Creative, dan Garin Workshop dibintangi oleh Ibnu Jamil, Cut Mini, Shenina Cinnamon, Bima Zeno, Kevin Abani, Faradina Mufti, Givina Lukita, Siti Fauziah, serta Trio Timus: Theresia WD, Asriuni Pradipta, dan Irene Vista.

Film Tepatilah Janji, menceritakan kisah keluarga Bu Pertiwi (Cut Mini). Putra sulungnya, Adam (Bima Zeno) yang terpilih menjadi Kepala Desa dann berniat melanjutkan karier politiknya dengan mencalonkan diri sebagai calon Bupati.

Namun ambisinya untuk menjadi Bupati itu justru membuat hubungannya dengan sang ibu dan istrinya (Faradina Mufti) menemui konflik.

Garin Nugroho mengatakan film ini diperlukan untuk pendidikan warga negara ketika politik kehilangan muruah dalam memandu masyarakat agar proses politik melahirkan masyarakat sipil yang sehat, kritis, dan produktif.

Menurut sutradara Garin Nugroho, isu politik dalam film Tepatilah Janji dibawakan secara ringan dan ditempelkan pada nilai kebudayaan masyarakat terutama di pedesaan. “Jadi film ini berisi unsur apa yang menjadi kultur budaya kita, seperti lenong, ludruk yang penuh canda tapi juga memberikan pendidikan politik kepada masyarakat,”ujarnya.

Garin Nugroho menambahkan, film ini menunjukkan bagaimana kepemimpinan diuji dari kemampuan mewujudkan janji, baik janji yang tertera pada konstitusi ataupun pada visi pribadi untuk kesejahteraan warga. Kita masih langka dengan kepemimpinan semacam ini.

Setelah pemuteran perdana di Kuta Badung, ditempat-tempat lain juga akan diputra seperti di bioskop, di ruang-ruang publik, ruang-ruang pemutaran alternatif, dan layar tancap di berbagai daerah di Indonesia.

Sementara Komisioner KPU Bali Gede John Darmawan mengatakan, pada pemuteran film ini KPURI memilih 5 provinsi di seluruh Indonesia yang salah satunya Bali.

Kenapa memilih Bali, menurut John Darmawan, ada kemungkinan KPURI juga melihat bahwa di Bali dalam perhelatan pemilukada 27 Nopember 2024 ini banyak pemilih pemula, kalangan kaum milineal yang cukup tinggi.

Sementara, pesan apa yang disampaikan dalam film ini dalam alur cerita yang disampaikan, tentu akan memotret bagaimana proses demokrasi Pemilukada berjalan. Pemutaran film ini juga sebagai pendidikan politik karena banyak orang telah melihat proses demokrasi selama ini di Indonesia.

Dalam film ini, menyadarkan pemilih pemula dan milineal kita yang diharapkan ada sebuah perbaikan demokrasi.

“Harapan KPU, masyarakat kita semakin awarer (semakin sadar atau menyadari,red) terhadap semua dinamika politik dan kita ingin mewujudkan demokraai lebih baik,”pungkasnya. (arn/jon)

 

Back to top button