GIANYAR – Upacara melasti yang digelar salah satu desa adat di Kecamatan Ubud, Gianyar, di Pantai Masceti, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, nyaris berujung petaka, Senin (2/9/2024) pagi.
Perahu yang dipakai mulang pakelem sarana upakara di tengah laut dihantam ombak hingga mengakibatkan mesin mati dan perahu terombang ambing.
Di perahu itu ada Ida Pedanda lanang istri yang memimpin upacara. Syukurnya, di lokasi kejadian ada anggota Balawista BPBD Gianyar yang ditugaskan untuk mengamankan prosesi mulang pekelem.
Babinsa Medahan Kopda Gusti Suarma yang berada di lokasi mengatakan, perahu berada sekitar 300 meter dari bibir pantai.
“Kejadiannya terjadi setelah prosesi upacara mulang pakelem, kira-kira 300 meter dari bibir pantai,” ujarnya.
Kopda Suarma mengatakan, perahu dan orang yang ada di atas perahu telah dievakuasi dalam keadaan selamat. Adapun proses evakuasinya, kata dia, saat itu Ida Pedanda dan pengelisir puri dipindahkan ke perahu lainnya, lalu dibawa ke pesisir.
“Proses evakuasi penumpang di perahu yang rusak, Ida Pedanda dan pengelisir puri dipindahkan ke perahu yang menolong lalu beliau diantar sampai bibir pantai Masceti, lalu perahu kembali ke laut untuk menarik perahu yang mesinnya mati menuju Pantai Cucukan,” ujarnya.
Sementara mengantisipasi terjadinya insiden saat upacara mulang pakelem di tengah laut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar meminta agar melakukan berkoordinasi atau memberikan pemberitahuan. Sebab, kondisi ombak di sepanjang pantai di Kabupaten Gianyar, Bali cukup ganas, dan tak bisa diprediksi.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (BPBD) Gianyar, I Gusti Ngurah Dibya Presasta mengatakan, kondisi gelombang di perairan Gianyar, tidak bisa diprediksi. Sebab dalam ketenangan, tiba-tiba muncul ombak yang tingginya mencapai 2 meter, dengan arusnya yang deras dan tak beraturan.
Karena hal tersebut, pihaknya pun meminta pada desa adat di Kabupaten Gianyar, ketika akan menggelar upacara di tengah laut, seperti mulang pakelem, supaya sebelum hari pelaksanaan agar berkoordinasi terlebih dahulu dengan BPBD Gianyar, supaya pihaknya bisa menyiapkan sarana dan prasarana (sarpras) dan personil Balawista BPBD Gianyar untuk siaga di lokasi.
“Kami harapkan desa adat yang akan menggelar upacara di tengah laut sepanjang pantai di Kabupaten Gianyar, agar memberitahukan ke kami, supaya kami bisa menyiapkan sarpras dan personil,” ujarnya.
Iapun mengingatkan bahwa setiap tahun, selalu saja ada korban tenggelam sepanjang pantai di Kabupaten Gianyar. Bahkan tak sedikit dari mereka merupakan korban yang semasa hidupnya bisa berenang. “Mari kita antisipasi hal yang tak diinginkan dengan selalu berkoordinasi dengan kami, ketika akan menggelar upacara di tengah laut,” tandasnya. (jay)