Sang Ketut Rencana
BANGLI – Perhatian Pemerintah Propinsi (Pemprov) Bali terhadap eksitensi subak belakangan ini mulai menurun. Terbukti, Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Subak mulai dipangkas. Awalnyam terima Rp 50 juta, namun kini turun menjadi Rp 10 juta. Hal itu diungkapkan Kelian Subak Tegalalang Sang Ketut Rencana, saat dihubungi Senin (2/9/2024).
Dia menyebutkan, penurunan BKK Subak dilakukan secara bertahap, dari Rp 50 juta kemudian turun menjadi Rp 25 juta, dan sekarang tinggal Rp 10 juta. Hal ini menurut Ketut Rencana sangat memberatkan krama subak dalam pelestarian subak.
“Kita adalah penyokong pariwisata di Bali, kok malah tidak ada perhatian. Coba kalau di Bali tidak ada sawahnya, gimana jadinya,” lontar Sang Ketut Rencana.
Beban dan tanggung jawab krama subak untuk melestarikan organisasi subak cukup berat. Ia menyebutkan untuk kegiatan aci (upacara) di subak bisa menghabiskan Rp 40 juta lebih dalam setahun. Sementara saat ini subak hanya dibantu Rp 10 juta.
“Bantuan ini tidak cukup untuk upakara, apalagi untuk pembanguna fisik di Pura Subak jelas sudah tidak bisa,”ujarnya.
Dia meminta siapapun pemimpin Bali kedepan agar tetap memperhatikan kelestarian subak di Bali. Apalagi subak ini telah diakui dunia, sehingga memberikan andil besar pada dunia pariwisata di Bali. Untuk itu, ke depan pemerintah harus lebih memberikan perhatian kepada subak di Bali.
“Kalau di Desa Adat dipotong, mungkin banjarnya bisa ajukan. Namun kita di Subak sudah tertutup untuk mendapatkan bantuan oleh pemerintah,” pungkas Rencana. (dus,yan)