BULELENG – Penghitungan hasil pemungutan suara pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pilkada) Serentak tahun 2024 di Kabupaten Buleleng ricuh.
Tak hanya membakar tempat pemungutan suara (TPS), massa pendukung yang tidak puas pasangan calon bupati dan wakil bupatinya kalah juga mendatangi Sekretariat KPU Buleleng. Melalui orasinya, koordinator massa yang sempat membakar sejumlah ban menuntut penyelenggara pesta demokrasi melakukan pemungutan suara ulang (PSU) di Kabupaten Buleleng.
Dengan pendekatan persuasif, massa yang sempat dihadang pasukan dalmas dilengkapi rantis dan K9 akhirnya merasa lega dan mengakhiri aksi setelah KPU Kabupaten Buleleng bersedia melaksanakan PSU Pilkada Serentak 2024 disejumlah TPS.
Selain mengecek kesiapsiagaan personil, skelumit skenario dari simulasi Sistem Pengamanan (Sispam) Kota ini juga dilakukan untuk memastikan terlaksananya prosedur tetap (protap) dari pengendalian aksi massa serangkaian ‘Operasi Mantap Praja Agung tahun 2024’.
Simulasi yang diselenggarakan berdasarkan Surat Telegram Kapolda Bali Nomor : STR/427/VI/OPS.1.3./2024 ini juga dilakukan untuk memastikan terwujudnya keamanan Pilkada Serentak tahun 2024.
“Simulasi sebagai bagian dari Operasi Mantap Praja Agung 2024 ini dilaksanakan untuk memastikan pengamanan seluruh tahapan Pilkada Serentak tahun 2024 di Kabupaten Buleleng”, tandas Kapolres Buleleng AKBP Ida Bagus Widwan Sutadi usai kegiatan di GOR Bhuwana Patra Singaraja, Selasa (20/8/2024).
Kapolres Widwan menegaskan simulasi melibatkan 478 personil Polres Buleleng bersama Kodim 1609/Buleleng, Dinas Pemadam Kebakaran Buleleng, Satuan Polisi Pamong Praja Buleleng ini merupakan rangkaian pengamanan tahapan Pilkada meliputi pendistribusian logistik pemilu dari percetakan ke gudang KPU Buleleng, hingga tahapan kampanye, masa tenang, pemungutan suara dan penghitungan suara.
“Dalam simulasi ini juga digambarkan adanya ketidakpuasan dari saksi kelompok pasangan calon yang tidak menerima hasil penghitungan suara yang memicu unjuk rasa hingga berujung tindakan perusakan dan pembakaran,” jelasnya.
Selain itu, juga ditampilkan patroli tiga pilar sebelum pemungutan suara dan pengamanan kampanye yang mendapat protes massa pendukung.
Ia menambahkan, simulasi pemungutan dan penghitingan suara di TPS yang berlangsung ricuh, penegakan hukum terhadap masyarakat yang mengonsumsi miras dan narkoba, serta penanganan pengendalian massa saat unjuk rasa di KPU ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi personil yang akan melaksanakan tugas pengamanan.
“Simulasi dilakukan untuk memastikan kesiapan personil dalam menghadapi berbagai situasi yang mungkin terjadi selama tahapan Pilkada Serentak tahun 2024. Sispamkota dilakukan agar personil Polres Buleleng siap dan paham bagaimana menghadapi setiap permasalahan yang mungkin terjadi pada tahapan Pilkada Serentak nanti, sehingga pelaksanaan Pilkada dapat berjalan lancar, aman, dan situasi tetap kondusif”, pungkasnya. (kar/jon)