Pedagang bermobil di Pasar Galiran menggelar aksi demo, memblokade Jalan Anyelir dengan cara memarkir kendaraan pick up secara sembarangan Kamis (1/8/2024). Aksi itu membuat akses ke Pasar Galiran menjadi lumpuh
KLUNGKUNG – Pemkab Klungkung dituding tidak tegas menertibkan pedagang yang berjualan di depan Terminal Galiran,persisnya di sepanjang Jalan Anyelir,Semarapura Kelod, Klungkung.
Pasalnya, lokasi yang ditempati selain bukan peruntukan untuk berjualan, mereka ini kerap memunculkan berbagai persoalan mulai dari macet hingga protes keras pedagang di dalam Pasar Galiran.
Faktanya sikap tidak tegas Pemkab sudah memicu puluhan pedagang bermobil yang selama ini berjualan di dalam Pasar Galiran menggelar aksi demo memblokade Jalan Anyelir, Kamis (1/8/2024) sejak pukul 15.00 Wita. Pedagang bermobil mengeluarkan kendaraan mereka lalu memarkir dengan sembarangan di sepanjang Jalan Anyelir. Buntutnya akses menuju Pasar Galiran menjadi lumpuh total.
Pedagang di dalam pasar juga melihat ketidakadilan terhadap pedagang yang berjualan di depan terminal. Mereka itu tidak dikenakan retribusi pasar tapi hanya dipungut biaya parkir dengan besaran bervariasi mulai Rp 5.000- Rp 10.000 per pedagang. Mereka juga bisa berjualan selama 24 jam.
Anehnya, sesuai tarif parkir resmi yang sudah dipajang pihak Dinas Perhubungan di depan terminal, untuk mobil pickup tarifnya hanya Rp 2.000. Sementara pembeli enggan masuk ke dalam pasar, memilih berbelanja di depan terminal.
Di pihak lain, pedagang yang berjualan menggunakan mobil di dalam Pasar Galiran mereka harus membayar retribusi pasar Rp 30.000 per shift. Pedagang bermobil di dalam Pasar Galiran diberikan waktu dalam dua shift, mulai pukul 10.00 Wita hingga pukul 17.00 Wita. Shift berikutnya mulai pukul 17.00 Wita hingga pukul 04.00 Wita dini hari.
Belum lagi mereka harus bayar parkir Rp 10.000 ketika mereka masuk terminal menunggu jadwal shift masuk ke dalam pasar.
“Masalahnya pedagang di depan terminal tidak kena retribusi pasar, mereka bisa berjualan leluasan. Yang namanya pembeli pastinya memilih (lokasi jualan) yang dekat. Jadinya sejak beberapa minggu ini pembeli di dalam pasar sepi,” ungkap salah seorang pedagang Jro Gede Putra.
Senada dengan Jero Gede Putra, pedagang lainnya Jro Karya dan Ketut Arca juga mengeluhkan kehadiran pedagang di depan Terminal Galiran.
“Saya pikir wajar teman-teman ramai-ramai keluar dan ingin berjualan di depan terminal. Sebabnya di dalam pasar sepi pembeli. Mereka (pedagang di depan terminal) kan cuma bayar parkir,”kata Ketut Arca.
Situasi sore kemarin membuat Kepala Unit Pelaksana Pasar Komang Sugianta dan pihak Satpol PP tidak bisa berbuat banyak. Bahkan aparat dari Polres Klungkung pun memilih memantau situasi dan mengantisipasi hal tidak diinginkan.
“Kalau kewenangan kami hanya di sekitar pasar. Soal pedagang di depan terminal kalau dilihat dari ketertiban umum, ranahnya di Satpol PP. Kalau dari sisi macetnya ada di Dinas Perhubungan. Sekarang ini saya masih menunggu sikap dari Dinas Perhubungan,” kata Komang Sugianta.
Setali tiga uang, pihak Satpol PP juga mengatakan hal serupa, karena kehadiran pedagang di depan terminal itu urusan lalu lintas, kewenangan ada di Dinas Perhubungan.
“Kami belum bisa bertindak, karena ini urusan macet, urusan lalu lintas ada di Dinas Perhubungan. Kami menunggu petugas Dinas Perhubungan, sudah saya kontak baru,” lontar Kabid Trantib Tjokorda Romi Tanaya.
Sekitar pukul 17.00 petugas dari Dinas Perhubungan datang ke lokasi minta Satpol PP agar menindak tegas semua yang melanggar. Namun Tjok Romi Tananya menyarankan agar bersama-sama mengarahkan pedagang masuk ke dalam pasar sehingga akses masuk ke dalam pasar (Jalan Anyelir) bisa kembali normal. Kadis Perhubungan Gusti Gede Gunarta juga tiba di lokasi. Gunarta memberikan arahan kepada pedagang agar senantiasa mentaati aturan.
“Saya kan sudah dari lama menginformasikan, lokasi itu (depan terminal) bukan untuk berjualan, yang boleh hanya parkir. Kepada pedagang yang mobilnya sekarang parkir disini (Jalan Anyelir) saya minta jangan mengikuti yang salah. Silakan masuk kembali ke dalam pasar, agar situasi tidak krodit,”pinta Gunarta.
Pedagang menyatakan siap kembali masuk ke dalam pasar asal ada jaminan kedepannya tidak lagi ada pedagang berjualan di depan terminal. Gunarta pun meminta Satpol PP agar menegakkan aturan Perda agar peristiwa itu tidak terulang lagi. Akhirnya pedagang yang tadinya memblokade Jalan Anyelir mau memindahkan kendaraan mereka ke dalam pasar. (yan)