Wayan Baru
KLUNGKUNG – Krisis air bersih merupakan persoalan mendasar yang dihadapi warga Desa Pejukutan, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.
Desa Pejukutan menjadi salah satu desa di Nusa Penida yang belum terlayani air bersih. Untuk bisa menikmati air bersih warga harus merogoh kocek cukup besar.
Untuk bisa menikmati air bersih masyarakat membeli air bersih dengan harga Rp 300 ribu untuk satu tangki dengan ukuran 2.200 liter.
Mirisnya, ada warga sampai menjual ternak sapi mereka untuk bisa memenuhi kebutuhan air bersih.
Wakil Ketua DPRD Klungkung I Wayan Baru mengungkapkan mahalnya harga air bersih ini disebabkan karena tidak ada instalasi air bersih yang disambungkan ke desa tersebut.
Menurutnya, di rumah-rumah warga hanya ada tempat penampungan air hujan atau cubang yang pada musim-musim kemarau seperti saat ini tidak terisi air alias mengering.
Warga kata Wayan Baru, harus menggunakan air tersebut dengan seirit mungkin karena jika habis maka mereka harus membelinya lagi.
Dalam sebulan masyarakat rata-rata harus menghabiskan tiga tangki untuk satu keluarga. Sementara disaat ada upacara adat kebutuhan air menjadi semakin tinggi bahkan hingga menghabiskan uang belasan juta hingga acara selesai.
Hal ini menyebabkan masyarakat yang hendak melaksanakan upacara harus menjual sapinya hanya untuk membeli air bersih.
“Miris dan sedih di Desa Pejukutan masyarakat harus jual sapi untuk beli air yang sangat mahal. Desa Pejukutan seperti dianaktirikan dari dulu,” jelas Wayan Baru Jumat (26/7/2024).
I Wayan Gedan dan I Kadek Windra warga yang tinggal di Banjar Pejukutan membenarkan kondisi itu.Menurutnya, disaat musim kering saat ini tidak ada hujan di Nusa Penida sehingga cubang milik warga ikut kering.
“Harga air mobil tangki sangat mahal tapi terpaksa harus beli demi kebutuhan,” tutur mereka.
Wayan Baru pun berharap agar masalah krisis air yang tidak kunjung selesai sampai saat ini bisa segera diatasi.
Mengingat air bersih ini merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang wajib dipenuhi pemerintah.
“Kita sudah sampaikan masalah ini ke Kepala UPT Perumda Air Minum, mudah-mudahan segera teratasi,” tandas Wayan Baru.
Sementara itu Direktur Perumda Air Minum Panca Mahottama Kabupaten Klungkung, I Nyoman Renin Suyasa saat dikonfirmasi mengakui jika Desa Pejukutan sampai saat ini belum teraliri air.
Pihaknya mengaku sudah mengajukan Desa Pejukutan bersama Desa Tanglad dengan jumlah sambungan mencapai 1.100 titik dalam program Inpres tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik.
Namun yang disetujui hanya 367 sambungan yang semuanya berada di Desa Tanglad. Hal ini disebabkan keterbatasan jaringan dan distribusi air yang hanya cukup untuk di Desa Tanglad.
Menindaklanjuti keluhan masyarakat tersebut Nyoman Renin mengupayakan agar mendapatkan bantuan pusat untuk sambungan air bersih di wilayah Desa Pejukutan.
“Kami berproses untuk mengusulkan lagi melalui bantuan pusat,” terang Renin. (yan)