DENPASAR – Setelah sekitar seminggu TC Setralisasi digelar KONI Bali untuk persiapan PON XXI/2024 di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut), 49 cabang olahraga (cabor) PON Bali saling menancapkan target dan bidikan.
Tak terkecuali tiga lifter angkat berat Bali yang lolos ke PON XXI/2024 yakni Mathius Handika, Alfian Sakti Pamungkas, dan Ni Kadek Ernawati. Ketiganya sebagai penghuni Tim Angkat Berat PON Bali juga memiliki ambisi dan target tersendiri. Apalagi perkembangan ketiga lifter tersebut cukup pesat.
Menurut pelatih Tim Angkat Berat PON Bali I Wayan Bun Setiadi dan I Nengah Ariasa mengakui jika total angkatan masing-masing lifter andalan Bali tersebut naik rata-rata 20-30 kg.
Dirinya mengaku memiliki rasa optimis terhadap lifternya tersebut dan merasa mampu meraih medali. Terutama Mathius yang coba untuk mempertahankan bahkan menaikkan perolehan medalinya.
Saat BK PON 2023 di Lampung, Mathius berhasil meraih perak. Alfian ada di posisi kelima dan Ernawati ada di peringkat keenam.
“Progress sudah luar basa. Masih ada waktu untuk lebih baik lagi. Tapi kami juga memantau atlet dari daerah lain. Di daerah lain pasti total angkatannya juga akan naik,” ujar Bun Setiady di Denpasar, Kamis (18/7/2024).
“Kami masih tetap optimis jika tim kami bisa meraih medali nantinya di PON 2024. Kami akan bekerja keras dan berupaya kers untuk bisa memberikan yang terbaik untuk Bali,” tambah pria yang biasa dipanggil Obit tersebut.
Jadwal latihan sendiri dilakukan setiap hari di Ambhara Gym Tohpati. Nah yang menjadi kendala saat ini adalah tiga lifter ini membutuhkan kelengkapan bertanding.
Kelengkapan tersebut seperti power lifting suite, hand warp hingga pelindung lutut. Sebenarnya perlengkapan tersebut sudah ada di Pengprov Pabersi Bali.
Hanya saja itu adalah barang lama dan sudah pernah dipakai saat BK PON 2023. Alhasil seperti hand wrap sudah sangat longgar.
“Kalau untuk sepatu bertanding, masih bisa dicari. Kalau perelatan lain yang tadi, tidak ready stock. Harus pesan dulu,” sebutnya.
“Jenisnya juga sudah ditentukan PB Pabersi. Harus sesuai standar. Kami sebelumnya sudah membicarakan dan mengajukan perlengkapan ini kepada KONI Bali,” urai Obit.
Selain perlengkapan, Obit juga meminta pengajuan tambahan ofisial kepada KONI Bali. sebab satu ofisial saja saat ini tidak cukup. Hal ini karena waktu pertandingan yang berbarengan antara Alfian dan Mathius. Kebetulan keduanya ada di kelas yang berbeda.
“Sementara kalau kami menggunakan Dek Erna untuk membantu persiapan dan mencatat skor, persiapannya nanti yang terganggu. Kami tidak mau atlet dibebani tugas tambahan lagi,” jelas Obit.
Namun dirinya dan Ariasa mengapresiasi KONI Bali yang sudah membuat TC Sentralisasi semaksimal mungkin. Apalagi makanan atlet yang diubah sesuai kebutuhan cabor angkat berat.
“Garis besarnya sudah bagus. Dari kebutuhan makanan atlet kami apresiasi. Ada perubahan karena protein disesuaikan. Sekarang daging ayam dan kemarin sempat salmon,” tandas Obit. (ari/jon)