GIANYAR, Penjabat Bupati Gianyar, Dewa Tagel Wirasa dan jajaran menikmati penampilan Sanggar Alit Sundari Duta Kabupaten Gianyar yang tampil pada Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Provinsi Bali, Rabu (26/6) malam. Sebagai salah satu kesenian yang digandrungi masyarakat, gong kebyar selalu bisa memikat hati semua kalangan masyarakat. Kepiawaian anak-anak dan tingkah lucu pada penampilan mereka, menyulut gelak tawa penonton. Para penonton terlihat terhibur dengan alunan merdu melodi gamelan Bali yang dimainkan.
Sanggar Alit Sundari, Duta Kabupaten Gianyar membawakan 3 garapan yaitu Tabuh kreasi “Raga Cara”, “Tari Kelinci” dan Dolanan “Pilah-Pilih”. Penampilan Gong Kebyar Anak-anak Sanggar Alit Sundari diawali dengan membawakan garapan Tabuh Raga Cara yang perjalanan pencarian diri yang mendalam, sekaligus penghormatan kepada mendiang I Made Subandi.
Dalam setiap jalinan nada dan irama, tersirat refleksi mendalam tentang identitas, tujuan hidup, dan pencarian makna dari warisan bimbingan seorang guru. Melalui karya ini, terpancar persembahan hati yang dipenuhi dengan rasa terima kasih dan penghargaan yang mendalam kepada sosok yang telah memberikan cahaya dan arahan dalam perjalanan menuju kedewasaan dan kematangan seni, karya seniman Putu Eman Sabudi Subandi.
Dilanjutkan dengan Tari Kelinci yang merupakan garapan karya dari almarhum Bapak Nyoman Cerita, S.ST.,M.A yang diciptakan pada tahun 1987. Tarian ini menceritakan tentang kisah sekelompok kawanan kelinci yang sedang mencari makan dan bermain di sebuah taman, tarian ini dibawakan oleh 7 orang penari dengan gerakan yang lincah, energik serta mengandung unsur estetik untuk dipersembahkan pada malam hari ini.
Sebagai penampilan penutup, Sanggar Alit Sundari Batuyang menampilkan Tari Dolanan Pilah-Pilih yang menceritakan perkembangan teknologi digital bagai pisau bermata dua, disatu sisi bisa berdampak baik disatu sisi lagi bisa berdampak buruk. Sehingga kita harus pintar memilah dan memilih (pilah pilih) tontonan yang baik untuk anak sebab teknologi digital semua serba mudah diakses oleh anak-anak jaman sekarang, Jika kemudian anak-anak tanpa pengawasan orang tua maka disinilah akan berdampak kepada karakter anak itu sendiri yang kemudian meniru apa yang ditonton dan lebih cenderung bergaya dewasa dan modern, seperti cara berpakaian, cara bicara, berperilaku dan bahkan permainan yang kemudian tidak mencerminkan lagi kekanak-kanakan. (Jay)