BADUNG – Jelang Idul Adha, Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus kembali melakukan penebalan pasokan tabung LPG 3kg bersubsidi untuk wilayah Bali. Jumlahnya mencapai 1.386 Metrik Ton (MT) atau setara dengan 462 ribu tabung.
Area Manager Comm, Rel, & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi berharap, penambahan dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat. Karena pada momen Idul Adha kali ini, diprediksi akan kembali terjadi peningkatan permintaan LPG. “Sebelum dan sesudah Idul Adha, kita akan tambah tabung secara periodik melihat prediksi tingginya konsumsi serta tradisi di masing-masing daerah,” ujarnya.
Penambahan, sambung dia, tentunya akan bervariasi di setiap kabupaten/kota. Mulai dari 50% hingga 130,2% dari konsumsi normal, tergantung proyeksi peningkatan konsumsi di masing-masing daerah. Berkenaan dengan itu pula, Ahad kembali mengimbau agar masyarakat senantiasa membeli LPG di pangkalan resmi Pertamina. Selain karena stoknya dipastikan tersedia, harga yang diberlakukan juga tidak melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) senilai Rp 18 ribu.
“Gampang membedakan pangkalan resmi Pertamina. Kalau harganya sudah di atas Rp 18 ribu, itu sudah bukan pangkalan resmi. Tapi kembali, itu adalah pilihan masyarakat. Namun kalau sudah kelewatan ambil untungnya, ya jangan dibeli. Semakin senang oknum pengecer yang menaikkan harga kalau dibeli,” jelasnya.
Untuk diketahui pula, kebutuhan LPG untuk wilayah Bali secara keseluruhan disuplai dari 16 Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) PSO dan 4 SPPBE NPSO. Yang mana hal tersebut disalurkan melalui 112 Agen LPG PSO dan 22 Agen LPG NPSO.
“Di Provinsi Bali saat ini terdapat 3.716 pangkalan yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Jadi di tiap desa, sudah terdapat minimal 3 sampai 4 pangkalan LPG. Jadi tidak ada alasan kesulitan mencari pangkalan resmi,” sambungnya.
Bali, kata dia, ditopang satu suplai poin utama LPG, yakni Integrated Terminal Manggis di Kabupaten Karangasem. Yang mana hingga Rabu (12/6/2024) lalu, total stoknya mencapai 4.239 MT. Melihat konsumsi rata-rata normal harian yang berada pada angka 800 MT/hari, maka stok itu dirasa masih dalam kategori aman. Bahkan disebut masih mampu memenuhi lonjakan konsumsi hingga 5 kali lipat.
“Meskipun stok melimpah, namun penyaluran ke masyarakat menyesuaikan kuota masing-masing kabupaten/kota yang ditetapkan pemerintah. Sehingga penambahan pasokan ini juga sudah dikoordinasikan dengan pemerintah daerah masing-masing. Jika masyarakat kesulitan memperoleh LPG 3kg bersubsidi di sekitar tempat tinggalnya, bisa menghubungi Call Center Pertamina 135,” pungkasnya. (adi,dha)