Rombongan Komisi III DPRD Kabupaten Klungkung mengunjungi SMPN 2 Dawan guna mengecek kesiapan sekolah menjelang pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2024/2025
KLUNGKUNG – Komisi III DPRD Kabupaten Klungkung memantau kesiapan sekolah dalam proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2024-2025. Komisi yang membidangi pendidikan,kesehatan itu mengunjungi SMPN 2 Dawan, Senin (27/5/2024).
Ketua Komisi III Nengah Ari Priadnya didampingi anggotanya, Wayan Buda Parwata, Nengah Mudiana, Made Wibawa dan Anak Agung Sayang Suparta diterima oleh Kepala SMPN 2 Dawan Putu Buditayasa.
Ari Priadnya menanyakan kesiapan SMPN 2 Dawan dalam proses PPDB tahun ajaran 2024-2025 baik persiapan secara sistem maupun dari sisi kesiapan sarana prasarana (sarpras). Politisi PDIP asal Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan ini juga menyampaikan kepada pihak sekolah, Komisi III selain ingin mengetahui kesiapan PPDB juga ingin menampung aspirasi sekolah terutama berkaitan dengan peningkatan kualitas pembelajaran siswa.
“Kami dari Komisi III ingin mengetahui sejauh mana kesiapan pihak sekolah terkait akan dilaksanakannya PPDB tahun ajaran 2024-2025. Kami juga ingin mendengarkan aspirasi terutama terkait hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan kualitas pembelajaran siswa,” tandas Ari Pradnya.
Anggota Komisi III Nengah Mudiana mempertanyakan upaya sekolah menangkal pengaruh negatif perkembangan teknologi informasi yang ditandai hadirnya jaringan internet.
Kepala SMPN 2 Dawan, Putu Buditayasa mengungkapkan beberapa persoalan yang dihadapi pihaknya seperti kekurangan ruang kelas, lab bahasa, prasarana pendukung seperti bangunan tembok penyengker,tidak adanya guru bahasa Indonesia, guru bimbingan konseling,guru teknologi informasi dan komunikasi serta mahalnya buku-buku agama yang diperuntukan untuk siswa.
“Padahal sesuai kurikulum merdeka belajar mewajibkan pelajaran TIK (teknologi informasi dan komunikasi) sementara kami tidak punya guru TIK,”ungkap Buditayasa.
Selama ini pihak sekolah kata Buditayasa menugaskan guru matematika yang mengerti teknologi mengajar pelajaran TIK. Ia juga menyampaikan kepada Komisi III DPRD Klungkung harapan sekolah semua siswa bisa masuk pagi.
“Tapi kami kekurangan ruang kelas, sudah pernah kami mohonkan bantuan. Karena geografis sekolah ini seperti terasering (berundak) kami mengharapkan jika ada bantuan pembangunan ruang kelas dilakukan ke atas (bertingkat),” kata Buditayasa.
Saat ini SMPN 2 Dawan memiliki 17 ruang kelas, 15 kelas diantaranya sudah dimanfaatkan oleh siswa kelas 8 dan kelas 9 yang masuk pagi. Sedangkan kelas 7 yang masuk siang membutuhkan 7 ruang kelas.
“Kami masih kurang 5 ruang kelas agar semua siswa bisa masuk pagi.Kalau semua siswa bisa masuk pagi pengawasan bisa lebih efektif,” ujarnya.
Terkait upaya sekolah menekan dampak negatif pemanfaatan teknologi informasi, Buditayasa mengatakan sekolah saat ini sudah punya perpustakaan digital, siswa diwajibkan mencari bahan bacaan lewat perpustakaan digital. Selain itu siswa ketika diberikan tugas oleh guru diperbolehkan mencari bahan-bahan jawaban di internet.
“Sekarang guru tidak lagi banyak bicara dan siswa lebih banyak mendengarkan,tapi saat ini guru-gurulah yang lebih banyak mendengarkan dan siswa lebih banyak mencari bahan pembelajaran di internet,”imbuh Buditayasa.
Wayan Buda Parwata menyarankan agar pihak sekolah rajin setiap tahun mengusulkan pembangunan ruang kelas baru dan tembusannya disampaikan ke DPRD.
“Sehingga kami jadi tahu dan bisa mengawal usulan dari sekolah-sekolah yang membutuhkan bantuan sarana prasarana pendidikan,” lontar Buda Parwata. (yaan)