foto: Dinas PUPR bersama berbagai pihak terkait melakukan peninjauan lapangan terhadap aktivitas tata lahan di Jalan Pemutih, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Senin (20/5/2024).
BADUNG – Setelah Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Badung dan Provinsi Bali, giliran petugas dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) yang menyambangi lokasi proyek pangkas tebing di Jalan Pemutih, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Senin (20/5/2024).
Peninjauan lapangan dilakukan dengan menghadirkan berbagai pihak terkait, seperti dari Kejaksaan Negeri Badung, Dinas Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Satu Pintu, Satpol PP Badung, dan Camat yang diwakili Sekretaris Camat beserta Trantib Kecamatan Kuta Selatan.
“Kami memang melihatnya dari aspek perijinan yang sudah dimiliki. Karena ini adalah kegiatan berusaha, jadi dari persyaratan dasar KKPR (Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang) yang sudah sesuai dengan yang diterbitkan. Kemudian sudah kita lakukan validasi. Jadi kalau dari aspek perijinan yang dimiliki, artinya sudah dimiliki oleh Pak Hedar. Jadi sudah sesuai dengan persyaratan dasar perijinan,” sebut Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Badung, Larasati Adnyana ditemui di akhir peninjauan.
Sementara terpisah, Kadek Edi Eryawan selaku Legal usaha terkait, mengatakan bahwa proses perijinan sudah dilakukan pihaknya sejak sekitar bulan Juni. Sementara untuk Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) secara keseluruhan sudah selesai sekitar bulan Oktober 2023.
“Pengerjaan penataan sebetulnya sudah dari 3 bulan lalu. Kalau dilihat secara kontrak, (penataan) seharusnya memang sudah selesai. Tapi karena di sekitar sini ada hotel-hotel aktif, maka sangat menghargai jika ada permintaan berhenti sehari, seminggu, bahkan sebulan. Itulah yang memperlambat proses pengerjaan kita,” sebutnya.
Soal material yang jatuh ke pantai, dia memastikan akan melakukan tindak lanjut. Hal tersebut akan dilakukan nanti setelah ada komitmen dengan pihak Satpol PP. “Biar nanti tidak ada pertanyaan, katanya sudah diberhentikan tapi kok kerja lagi. Padahal pekerjaan kita itu adalah pembersihan menata area yang terkena dampak longsor,” ucapnya.
Ditanya kembali soal tanah kapur yang jatuh ke pantai, Edi menegaskan bahwa itu adalah longsor. Karena pada saat kejadian pekerjaan dalam kondisi dihentikan sementara untuk menghormati akomodasi wisata sekitar yang sedang ada event wedding. “Jadi waktu itu memang dari kontraktor tidak bekerja. Satupun tidak ada pekerjaan waktu itu, yakni saat kejadian longsornya tanah,” imbuhnya. (adi,dha)