DENPASAR – Bukan tanpa alasan, Desa Wisata Penglipuran memiliki keunikan dan hal menarik lainnya sehingga menjadi salah satu opsi yang ditawarkan untuk dikunjungi para delegasi World Water Forum ke-10 yang digelar di Bali, 18-25 Mei 2024.
Salah satunya Desa Wisata Penglipuran menyuguhkan bangunan tradisional yang dijaga kelestariannya dan menyandang status ‘Desa Terbersih di Dunia’.
Untuk memastikan kesiapan Desa Wisata Penglipuran dalam menyambut para delegasi World Water Forum, Rabu (8/4/2024), Pemerintah Provinsi Bali melakukan pengecekan langsung kesiapan desa ini.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun mengatakan, pengecekan ke Desa Wisata Penglipuran ini karena menjadi salah satu opsional kunjungan delegasi WWF.
“Selain pengecekan untuk memastikan kesiapan dalam menyambut para delegasi, kami juga melakukan pemantauan Pungutan Wisatawan Asing (PWA),” ungkapnya.
Menurutnya, desa wisata ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan yang lainnya, sehingga menjadi salah satu daya tarik wisata favorit di Bali.
“Desa wisata ini menyuguhkan bangunan tradisional yang terbuat dari bambu, baik itu dinding hingga atap rumah terbuat dari bambu. Ini yang dilestarikan oleh penduduk setempat hingga sekarang,” tuturnya.
Tjok Bagus juga menegaskan bahwa Bali sangat siap menyambut kedatangan para delegasi tersebut. Baik itu dari sisi akomodasi dan juga logistiknya.
“Pihak hotel itu sudah tahu, kalau delegasi dari negara tertentu sudah diketahui apa menu makanan yang bakal disuguhi,” katanya.
Menurutnya, para delegasi yang bakal ke Bali mencapai 30 ribu.
“Tanggal 18 Mei ini mereka bakal mulai datang,” ujarnya.
Sementara itu, Manager Desa Wisata Penglipuran I Wayan Sumiarta mengungkapkan kebanggaannya apabila DTW Penglipuran yang dikelolanya dipilih menjadi salah satu venue kunjungan para delegasi WWF.
Karena menurutnya dari sisi infrastruktur, sarana prasarana, dan fasilitas sudah sangat mendukung dan memadai untuk menerima kunjungan delegasi kenegaraan.
“Kesiapan kami dalam rencana menerima kunjungan para delegasi WWF, dari sisi sarana penunjang sudah sangat siap sekali. Di samping itu pula, DTW kami sudah menyiapkan atau menambah atraksi wisata baru yakni hutan bambu yang bisa dinikmati oleh para delegasi,” ujarnya.
Terlebih dengan predikat yang disandang DTW Penglipuran sebagai salah satu Desa Terbaik di dunia yang ditetapkan oleh United Nation Tourism, menurutnya merupakan salah satu nilai lebih yang bisa ditawarkan kepada para delegasi.
Ia pun mengungkapkan tren tingkat kunjungan ke DTW dengan hawa sejuk ini terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
“Di tahun 2023 rata – rata per harinya kami dikunjungi oleh 3.000 orang wisatawan. Dan di tahun 2024 ini ada trend peningkatan jumlah kunjungan sekitar 3.500 orang setiap harinya, yang didominasi oleh kunjungan wisatawan Nusantara. Untuk kunjungan wisata asing pun mengalami tren peningkatan, yang awalnya sekitar 300 orang, saat ini mencapai 500 orang lebih,” jelasnya.
Saat pemantauan dilaksanakan, terpantau adanya peningkatan pemahaman dari wisman akan pengenaan PWA setiap melakukan kunjungan ke Bali sesuai Perda nomor 6 tahun 2023 dan Pergub Bali Nomor 2 Tahun 2024 tentang Tata Cara Pembayaran Pungutan Bagi Wisatawan Asing.
Dari scanning yang dilakukan oleh para personil tim pemantauan kepada para wisman yang akan memasuki DTW Penglipuran, hanya sekitar 3 orang pengunjung yang belum melaksanakan pembayaran. Tim pun langsung menginformasikan untuk melakukan pembayaran melalui aplikasi Love Bali.(arn/jon)