KLUNGKUNG – Industri pariwisata di Kecamatan Nusa Penida,Kabupaten Klungkung tumbuh pesat. Jumlah kunjungan dalam sehari bisa mencapai empa ribu orang wisatawan mancanegara dan domestik.
Namun dari angka itu, prosentase wisatawan yang menginap di Nusa Penida masih sangat kecil. Wisatawan lebih senang memilih paket one day trip atau berwisata sehari lalu balik menginap di Denpasar atau Badung.
Kondisi itu dianggap menjadi tantangan bagi para pelaku pariwisata di daerah kepulauan itu. Karena paket one day trip dinilai belum memberikan dampak yang luas bagi kepariwisataan di Kabupaten Klungkung.
Ketua PHRI Kabupaten Klungkung I Putu Darmaya kepada wartawan menyatakan, ada beberapa faktor kenapa wisatawan memilih paket one day trip ketimbang menginap lama di Nusa Penida. Menurut pria asal Desa Kutampi Kaler yang baru dilantik menjadi Ketua PHRI,Kamis (2/5/2024), di Nusa Penida masih kekurangan akomodasi wisata berkelas setingkat hotel bintang lima.
Saat ini kata dia, kebanyakan hotel bintang tiga ke bawah dan home stay tumbuh menjamur di Nusa Penida. Selain itu, tidak adanya hiburan malam semisal beach club juga menjadi salah satu faktor kurangnya minat wisatawan berlama-lama menginap di Nusa Penida.
“Karena di Nusa Penida kurang akomodasi yang kualitas bintang lima. Sekarang (yang ada) kualitas bintang tiga ke bawah. Kedua, belum ada akomodasi hiburan malamnya. Wisatawan tidak ada hiburan malam, sehingga mereka balik ke Denpasar mencari hiburan yang ada beach clubnya. Nusa Penid termasuk kruang beach club,” tandas Darmaya, usai dilantik Kamis (2/5/2024) di ruang rapat Praja Mandala Kantor Bupati Klungkung.
Ia juga menyinggung masalah infrastruktur yang belum sepenuhnya mendukung kepariwisataan di Nusa Penida. Darmaya mencontohkan, kondisi sejumlah jalan protokol dan jalan menuju destinasi masih butuh penanganan.
“Harapan kami infrastruktur diperbaiki karena itu wajah kita. Kalau wajah kita jelek siapayang mau melirik. Jalan,jalan disekitar pelabuhan,jalan menuju destinasi harus diperbaiki,” katanya.
Ia juga menyampaikan Pemkab Klungkung bisa mengalokasikan lebih pendapatan yang diterima dari retribusi pariwisata untuk memperbaiki infrastruktur guna mendukung kepariwisataan di Kabupatn Klungkung khususnya di Nusa Penida.
“Jangan sampai anggaran yang didapat dari pariwisata dibawa kemana-mana. Minimal 80 persen dipakai untuk infrastruktur pariwisata sehingga pariwisata kedepannya bisa menghasilkan lebih banyak,” demikian Darmaya.
Sementara itu, Ketua PHRI Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace mengharapkan Kabupaten Klungkung bisa menjadi penyuplai ekonomi terbesar. Namun ia juga mengingatkan seua pihak agar pariwisata di Nusa Penida tidak dijual murah.
Penjabat (Pj) Bupati Klungkung I Nyoman Jendrika menyatakan, terbentuknya PHRI BPC Kabupaten Klungkung menjadi suatu kemajuan bagi kelembagaan pariwisata Kabupaten Klungkung.
“PHRI merupakan organisasi bagi para pengusaha yang bergerak dalambidang jasa penyediaan akomodasi/hotel dan jasa penyedia makanan/restoran serta lembaga pendidikan pariwisata yang mempunyai tujuan yang sama dengan pemerinah untuk melaksanakan pembangunan dan meningkatkan kepariwisataan,”terang Jendrika.
Jendrika menyambut baik terbentuknya PHRI BPC Kabupaten Klungkung yang akan menjadi mitra Pemkab Klungkung dalam melakukan pembinaan dan pengembangan badan usaha yang bergerak dalam bidang jasa penyediaan akomodasi/hotel dan restoran. (yan)