BULELENG – Paska bencana ‘Gempa Seririt’ dengan kekuatan 6,5 Skala Richter (SR) tahun 1976 silam, Desa Pengastulan yang berada diwilayah pesisir Kelurahan/Kecamatan Seririt, ditetapkan sebagai salah satu desa rawan bencana tsunami.
Tak hanya pemenuhan sarana prasarana pendeteksi dini terjadinya bencana, sebagai wujud kehadiran pemerintah ditengah warga masyarakat Desa Pengastulan juga diberikan edukasi terkait kebencanaan menuju terbentuknya komunitas ‘tsunami ready’ atau komunitas siaga tsunami.
“Serangkaian pembentukan komunitas tsunami ready ini, tim dari The United Nations Educational Scientific And Cultural Organization, UNESCO hadir di Desa Pengastulan untuk melakukan penilaian atau verifikasi,” ungkap Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Buleleng, Putu Ariadi Pribadi pada acara penyanerimaan Tim UNESCO-IOC di Kantor Desa Pengastulan Kecamatan Seririt, Kamis (24/4/2024).
Mantan Kepala DLH Buleleng ini menandaskan ada sekitar 12 indikator penilaian komunitas siaga tsunami yang akan diverifikasi oleh Tim UNESCO untuk terpenuhinya kreteria penetapan komunitas tsunami ready.
“Hari ini, Tim UNESCO-ICO didampingi pejabat dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, BMKG Pusat dan BMKG Provinsi Bali akan melakukan penilaian, verifikasi selama dua hari di Desa Pengastulan,” terangnya.
Selain pemenuhan sarana dan prasarana, tim juga akan melihat kesiapan masyarakat sebagai bagian dari komunitas dalam melaksanakan 12 indikator tsunami ready antara lain keberadaan peta bahaya tsunami, peta evakuasi, papan informasi publik tentang gempa dan tsunami, pendidikan kesiapsiagaan secara rutin setahun 3 kali dan latihan dalam bentuk simulasi terkait upaya pencegahan serta penanganan bencana gempa disertai tsunami paling tidak 2 tahun sekali.
“Kita berharap, aparat desa bersama warga masyarakat Desa Pengastulan dengan motto siap selamat dan menyelamatkan, proaktif dalam proses penilaian hingga tanggal 26 April 2024,” tandasnya.
Senada dengan Kalak BPBD Kabupaten Buleleng, Dr. rer.nat. Wiwin Windupranata, S.T.,M.Si., selaku Ketua Tim Verifikasi dari UNESCO-ICO menegaskan verifikasi dilakukan secara komperhensif meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program komunitas tsunami ready di Desa Pengastulan.
“Verifikasi dilakukan untuk memastikan terpenuhinya 12 indikator penilaian sebagai komunitas tsunami ready antara lain rencana operasi kedaruratan tsunami, kapasitas operasional tanggap darurat tsunami serta sarana/peralatan penerimaan info gempa bumi dan peringatan dini tsunami,” jelasnya.
Jika semua kreteria penilaian terpenuhi, maka komunitas tsunami ready di Desa Pengastulan Kecamatan Seririt ini akan menjadi komunitas tsunami ready kedua di Bali setelah Kelurahan Tanjung Benoa Kecamatan Kuta Selatan yang diakui UNESCO.
“Yang terpenting dari keberadaan komunitas ini adalah seluruh warga masyarakat Desa Pengastulan memahami daerah/lingkungannya rawan terhadap bencana gempa bumi disertai tsunami, sehingga memiliki kesiapsiagaan dan kemampuan melakukan evakuasi mandiri ketika gempa bumi dengan tsunami itu terjadi,” pungkasnya.(kar/jon)