DENPASAR – Keberadaan sungai Tukad Mati yang ada di wilayah Desa Padangsambian Kelod, Kota Denpasar dan aliran air sungai ini mengalir ke wilayah Seminyak, Kuta Badung selalu menjadi sorotan masyarakat baik tumpukan sampah maupun ketika banjir meluap disepanjang aliran sungai.
Beberapa tahun lalu telah dilakukan penataan sungai ini mulai dari bawah Bendungan Tukad Mati sampai perbatasan Seminyak Kuta Badung di era kepemimpinan Walikota Denpasar IB. Rai Dharmawijaya Mantra.
Namun pada bagian hulu sungai sampai saat ini belum pernah mendapat perhatian sehingga ada usulan dari Perbekel Desa Padangsambian Kelod untuk segera dilakukan revitalisasi sungai Tukad Mati hingga tuntas. Revitalisasi tersebut dari atas bendungan Tukad Mati menuju ke hulu sungai.
“Mewakili masyarakat Desa Padangsambian Kelod, kami titipkan Sungai Tukad Mati kepada Bapak Wakil Walikota Kadek Agus Arya Wibawa agar segera bisa direvitalisasi sampai tuntas,”pinta Perbekel Desa Padangsambian Kelod Gede Wijaya Saputra, dihadapan Wakil Walikota Denpasar Kadek Agus Arya Wibawa saat kegiatan lomba mancing ikan air deras di Sungai Tukad Mati, Minggu (21/4/2024).
Kegiatan lomba mancing air deras ini digelar oleh Karang Taruna Kusuma Praja Desa Padangsambian Kelod dirangkaikan dengan kegiatan Bulan Bakti Gotong Royong LPM Desa Padangsambian Kelod tahun 2024 ini. Turut dihadiri anggota DPD RI terpilih IB. Rai Dharmawijaya Mantra, Kepala Badan Pemberdayaan dan Pemajuan Masyarakat, dan Dinas Perdagangan Kota Denpasar.
Menurut Perbekel Gede Wijaya Saputra yang juga Ketua Forum Perbekel dan Lurah Kota Denpasar ini, revitalisasi sungai merupakan suatu usaha untuk mengembalikan fungsi-fungsi sungai yang salah satu fungsinya sebagai saluran draenase.
Gede Wijaya Saputra menyampaikan, pada kasus-kasus banjir yang terjadi selama ini, salah satu disebabkan akibat tumpukan sampah, terjadi penurunan fungsi sungai sebagai saluran draenase primer kota yang dilihat dari buruknya kondisi badan sungai dan sempadan- sempadan sungai. Sehingga mengakibatkan terjadinya banjir akibat meluapnya air sungai.
Sementara dalam rencana kerja pemerintah desa Padangsambian Kelod yang dijabarkan dalam rencana pembangunan desa juga sudah diusulkan revitalisasi Sungai Tukad Mati yang diperkirakan menghabiskan anggaran lebih dari Rp 10 miliar.
Belum lagi penataan sempadan sungai yang diperkirakan akan membutuhkan biaya pembebasan lahan masyarakat sehingga sepanjang aliran sungai ada fasilitas jalan yang sekaligus berfungsi sebagai joging track. Olehkarenanya pemerintah kota diharapkan segera melakukan koordinasi dengan Wilayah Balai dan Sungai Bali-Penida menindaklanjuti usulan Desa Padangsambian Kelod.
Revitalisasi sungai, Tukad Mati, hasilnya diharapkan mampu nantinya dikelola dengan baik sebagai antisipasi terjadinya banjir. Revitasisasi sungai itu sendiri juga diharapkan mampu untuk mengembalikan fungsi-fungsi sungai yang meliputi sebagai saluran eko-draenase , fungsi saluran irigasi dan fungsi ekologi agar berfungsi sebagaimana mestinya. “Kami titipkan usulan revitalisasi ini kepada pak Wakil Walikota agar segera bisa ditindaklanjuti oleh pemerintah Kota Denpasar ke Wilayah Balai dan Sungai Bali-Penida,”pintanya.
Sementara Wakil Walikota Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan WBS. Sungai Tukad Mati yang selalu menimbulkan permasalahan luapan air dan tumpukan sampah. Diharapkan usulan penataan Tukad Mati ini bisa dicarikan solusi.
Sepanjang aliran sungai sudah dibangun dan tidak ada sempadan sungai. Setelah adanya koordinasi lebih lanjut, WBS diharapkan segera turun dan jika pemerintah kota diminta melakukan sosialisasi, pihaknya siap dan kalaupun siminta melakukan penertiban pihaknya juga siap, sekaligus melakukan sosialisasi kemasyarakat.
“Khusus besarnya anggaran kita akan bahas dan koordinasikan lebih lanjut dan anggaran Rp 10 miliar saya rasa tidak akan mencukupi,”pungkasnya. (arn/jon)