BULELENG – Puncak HUT ke-420 Kota Singaraja, tanggal 30 Maret 2024 diperingati Pemkab Buleleng dengan menggelar apel/upacara bendera di Lapangan Ngurah Rai Singaraja.
Tak hanya melibatkan Forkompinda, TNI/Polri, pimpinan OPD, ASN, BUMN, perumda, mahasiswa, siswa serta pramuka, sesuai tema peringatan hari jadi kota yang pernah menjadi Ibu Kota Provinsi Soenda Ketjil yakni ‘Bulatkan Tekad Wujudkan Rasa Bangga’, Pemkab Buleleng untuk kali pertama juga mengundang tokoh dari Puri Buleleng.
“Tadi kan ada fragmentasi, Singaraja ini tidak bisa kita lepaskan dari sejarah, kenapa namanya Singaraja,” tandas Pj. Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana usai upacara peringatan HUT ke-420 Kota Singaraja, Sabtu (30/3/2024).
Kepala BKPSDM Provinsi Bali ini menegaskan keberadaan Kota Singaraja tidak terlepas dari masa lalu adanya raja dan kerajaan Buleleng sebagai cikal bakal Kota Singaraja.
“Oleh karena itu kita patus mensyukuri, bahwa diusia yang sekarang jangan sampai ‘jasmerah’, jangan sampai melupakan sejarah. Kami tidak hanya menghadirkan, kami tangkil sempat kesana (Puri Buleleng) untuk mohon doa restu, mohon arahan dan bimbingan agar segala kegiatan yang di laksanakan di Buleleng praside memargi antar labda karya side sidaning,” tegasnya.
Tidak hanya ‘jasmerah’ dengan mengundang tokoh puri seperti Anak Agung Wiranata Kusuma dan Anak Agung Ngurah Parwata Panji pada acara peringatan HUT Kota Singaraja, pembangunan Buleleng juga harus dilandasi rasa bangga.
Membangun Buleleng dengan luas 1.365,88 Km2 atau 24,23 % luas Provinsi Bali, kata Lihadnyana, harus dimulai dari rasa bangga seluruh warga masyarakat Buleleng yang jumlahnya juga paling besar di Bali.
“Kalau kita bicara, tanah subur, penduduknya banyak serta seni budaya beragam, itu tidak cukup apabila dari dalam tidak ada rasa memiliki Buleleng seutuhnya. Kalau tidak ada itu, tidak merasa memiliki Buleleng, tidak akan bisa membangun optimal,” tukasnya.
Ia mencotohkan, Jepang yang tandus namun memiliki jiwa nasionalisme mampu membangun dan menjadi negara maju.
“Saya berharap di Buleleng begitu (seperti jepang), tanahnya luas sekali, garis pantai paling panjang, penduduk paling banyak dan orang pekerja, kenapa kita tidak bisa sejajar dengan kabupaten lain,” tandasnya.
Lihadnyana berharap momentum HUT ke-420 Kota Singaraja dengan tema ‘Bulatkan Tekad Wujudkan Rasa Bangga’ dapat menggugah kesadaran masyarakat Buleleng untuk bangkit menumbuhkan rasa bangga sebagai orang Buleleng, mencintai dan memiliki Buleleng seutuhnya sebagai spirit membangun daerah yang kerap dijuluki ‘Raksasa Tidur di Gigir Manuk Bali’ pusat rancang bangun peradaban Nusantara.
“Untuk membangkitkan spirit tersebut, mari kita miliki Buleleng ini seutuhnya baik skala maupun niskala, mari kita mensyukuri anugrah karena kita dilahirkan pada suatu daerah yang cukup membanggakan. Dari mensyukuri kita akan menjaga, dari menjaga kita akan melestarikan, bagaimana melestarikan caranya adalah melalui pembangunan seutuhnya Buleleng yang kita cintai,” pungkasnya.(kar/jon)