KLUNGKUNG– Kebakaran TPA Sente masih terjadi hingga Selasa (20/2/2024) siang kemarin, asap bergerak ke arah barat (jalan raya). Pantauan di lokasi kebakaran, saat asap ditiup angin dan bergerak ke arah barat, jarak pandang aman hanya 1 meter. Asap pekat membuat mata perih dan berpotensi membuat sesak nafas. Beberapa rumah warga di barat TPA Sente mulai diselimuti asap TPA.
Petugas dari BPBD dan Damkar terus berupaya menyemprotkan air dengan harapan asap yang keluar dari sampah yang menggunung dengan ketinggian lebih dari 8 meter makin berkurang. Posisi kebakaran siang kemarin sudah makin meluas mulai dari sisi barat hingga sisi utara. Meski kebakaran masih terjadi, namun pihak BPBD Kabupaten Klungkung belum menetapkan status bencana tersebut.
Penanganan makin berat lantaran alat berat yang diturunkan mengurai sampah justru rusak sejak Minggu (18/2/2024). Saat ini nyaris penanganan hanya mengandalkan penyemprotan air. Padahal menurut sejumlah petugas pemadam, penyemprotan tanpa diimbangi dengan mengurai sampah yang menggunung tidak terlalu efektif dalam menangani kebakaran TPA Sente.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Klungkung I Nyoman Sidang membenarkan alat berat yang diturunkan terjadi kerusakan pada bagian kaki alat berat.
“Kami ada dua alat berat yang satu milik Pemkab Klungkung dan yang satu kita pinjam. Tapi kedua-keduanya tidak bisa digunakan karena ada kendala (rusak). Yang kecil punyanya Pemkab masih bisa dioperasikan tapi kapasitasnya yang kecil hanya sebatas untuk memindahkan saja, itu tidak efektif,” tandas Nyoman Sidang.
Sidang mengaku sudah menghubungi teknisi namun hingga Selasa (20/2/2024) siang kemarin belum bisa datang ke Klungkung. Kepala Pelaksana Harian BPBD Klungkung Putu Widiada menyatakan, kabut asap yang terjadi akibat kebakaran kali ini cepat membuat mata perih.
“Saya juga heran, kalau yang (kebakaran) dulu, tidak sampai seperti ini, sekarang sebentar saja mata sudah perih. Saya sampai minta bantuan obat tetes mata kepada Dinas Kesehatan,” ungkap Widiada.
Widiada menyiagakan 30 personil setiap harinya untuk penanganan TPA Sente. Sementara Kasi Penyelamatan dan Pemadam Kebakaran Gede Erwan Supriatna juga mengatakan hal serupa,petugas tidak berani melakukan pemadaman sampai masuk ke tengah TPA. Petugas hanya menangani sampah yang ada di pinggir.
“Sebentar saja mata sudah perih, apalagi sekarang asap bergerak ke barat, jarak pandang makin terganggu. Kami hanya menyemprot (sampah) yang di pinggir,memang tidak muncul api tapi asap yang keluar sangat tebal,” kata Erwan Supriatna.
Kebakaran TPA Sente terjadi sejak Minggu (18/2/2024) malam sekitar pukul 21.00 Wita. Api berkobar melalap gunung sampah di TPA milik Pemkab Klungkung itu.Kejadian ini untuk yang kedua kalinya, setelah sekitar sebulan lalu TPA mengalami kebakaran hebat hingga BPBD menetapkan status siaga darurat. Ini lantaran dampak akibat kebakaran itu meluas. (yan)