EkonomiGianyar

Awal tahun, Harga Cabai Rawit Merah di Gianyar Masih Padas

GIANYAR – Awal tahun 2024, harga cabai rawit merah di kabupaten Gianyar jauh di atas harga eceran tertinggi (Het) yang ditetapkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperimdag) Gianyar. HET yang ditetapkan, hanya Rp 20 ribu per kilogram (Kg), namun dalam pantauan Disperindag di Pasar Rakyat Gianyar, harganya jualnya di angka Rp 80 ribu per Kg.

Selain cabai, komoditas yang harganya masih mahal dari HET adalah bawang putih, Hetnya seharga Rp 23 ribu per Kg, dan per 2 Januari ini sebesar Rp 33 ribu per Kg. Namun harga ini tergolong turun, karena dibandingkan harga pada 29 Desember kemarin sebesar Rp 34 ribu per Kg.

Sementara bawang merah ukuran sedang, harganya tetap Rp 34 ribu sejak 29 Desember hingga 2 Januari 2024 ini. Harga tersebut cukup jauh di atas harga yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp 20 ribu per Kg.

BACA JUGA:  ODGJ Ngamuk di Pasar Batuyang Diikat Warga


Sementara untuk harga beras, kondisinya beragam, tergantung jenis. Dimana harga beras lokal yang diproduksi petani Gianyar dan Tabanan, pemerintah tak menyediakan patokan harga, namun sejak Desember hingga awal tahun 2024 ini, harganya masih tetap di harga Rp 14 ribu per Kg. Berbeda dengan harga beras premium, harganya di atas Het, yakni dari yang ditetapkan seharga Rp 13.900 per Kg, kini dijual Rp 15 ribu per Kg.

Kepala Disperindag Gianyar, Luh Gede Eka Suary membenarkan hal tersebut. Kata dia, harga-harga tersebut berdasarkan pendataan di Pasar Rakyat Gianyar. Adapun penyebab komoditas masih mahal dan mengalami kenaikan, dikarekan ketersediaan dengan kebutuhannya tak seimbang. “Contohnya cabai, kebutuhan masyarakat selalu tinggi setiap harinya, karena cabai menjadi komoditi yang wajib orang Indonesia dalam masakan, sementara pasokannya berkurang karena faktor cuaca,” ujarnya.

Sementara di balik tingginya harga cabai, petani cabai di Desa Sukawati mendapatkan berkah keuntungan cukup tinggi. Sebab pasca panen padi mereka akan beralih ke cabai. Hal ini sudah menjadi siklus tanam petani setempat. Mereka puj panen saat harga mahal.

Atas kondisi itu petani hingga buruh petik cabai pun mendapatkan keuntungan yang cukup tinggi. Bahkan mereka dikabarkan bisa berangkat tour ke jogja bersama rombongan. “Iya dari kita-kita rombongan petani cabai dan buruh bisa plesiran ke jogja waktu ini,” ujar Ibu Ketut, yang mengaku punya lahan 25 are. (jay)

Back to top button