KLUNGKUNG – Kematian Ni Made Sutarini (55) akibat dibunuh oleh suaminya, James Loodewyk Tomastala (61) dan jasadnya dimutilasi, menyisakan duka mendalam keluarga korban di Dusun Banda, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Bali.
Padahal korban Ni Made Sutarini sebelum dibunuh sempat pulang ke Banda saat Hari Raya Saraswati. Ketika itu Sutarini berencana bakal kembali pulang ke Banda, Rabu (3/1/2024) ini karena ada salah seorang sepupunya di Banda akan diaben.
Penuturan sepupu korban Wayan Surata ditemui wartabalionline.com di rumahnya di Dusun banda, Selasa (2/1/2024), korban berencana akan pulang ke Banda, besok (Rabu 3/1/2024).
Baca juga : Keluarga Korban Mutilasi di Malang Syok, Sutarini Sering Pulang Ke Klungkung
“Tapi kami kaget begitu mendapat telpon dari keponakan (anak korban), ternyata (korban) sudah meninggal dibunuh oleh suaminya,” ungkapWayan Surata bersama adik korban Komang Suardana.
Menurut Surata, korban beberapa kali sempat pulang ke Banda dan terakhir saat Hari Raya Saraswati Sabtu (16/12/2023). Korban sempat cerita kepada keluarga di Banda, sering kali mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Keluarga korban di Banda mengakui kalau Sutarini ada masalah keluarga dengan suaminya.
Selama ini kata Surata, sepupunya itu (sutarini) tinggal di Surabaya bersama salah seorang warga yang juga berasal dari Banda.
Baca juga : Sebelum Dibunuh, Korban Mutilasi Sempat Silahturahmi Dengan Keluarga Saat Saraswati
“Sepupu saya itu ikut di sana (Surabaya) diminta jadi asisten rumah tangga,”ujar Surata.
Keluarga yang mengajak Sutarini sekaligus mengurus upacara kremasi jasad Sutarini yang akan dilaksanakan Rabu (3/1/2024) di Malang.
“Keluarga di sana (Surabaya) sudah meminta izin kepada suaminya (James) dan salah satu yayasan di Malang agar diizinkan dikremasi dengan cara Hindu. Suaminya sudah mengizinkan ada suratnya,” imbuh Surata.
Surata menambahkan, keluarga di Banda bakal mengirim tirta (air suci) yang diambil dari sanggah dan kawitan untuk keperluan upacara kremasi di Malang. Adik korban Komang Suardana bersama kakak korban Ni Wayan Suarini serta salah seorang keponakan korban Putu Mila, Selasa (2/1/2024) sore bakal membawa tirta itu ke Malang dengan naik bus.
“Kami hanya diminta menyiapkan tirta dari sanggah dan kawitan, hari ini (Selasa,2/1/2024) akan dikirim ke Malang,” demikian Surata. (yan)
