GIANYAR – Jembatan gantung peninggalan Belanda di Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, akhirnya dibongkar menyusul putusnya tali sling.
Masyarakat yang lebih familiar menyebut jembatan konco itu dibongkar oleh pekerja dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Pantauan di lokasi, Rabu (20/12/2023), petugas PUPR melakukan pembongkaran terhadap jembatan berusia sekitar 115 tahun itu menggunakan mobil crane.
Salah seorang pengawas mengaku proses pembongkaran jembatan tak terlalu sulit meskipun perlu ekstra hati-hati dan teliti karena di bawah jembatan ada Vihara.
“Biasanya kalau tidak ada bangunan di bawahnya tinggal dijatuhkan dan proses pemotongan bagian jembatan dilakukan di bawah,” ujarnya.
Khusus jembatan konco pembongkaran dilakukan dari atas secara bertahap dengan memotong-motong jembatan sehingga cukup perlu waktu karena harus hati-hati dan teliti.
“Dipotong semeter, dua meter, secara bertahap untuk menghindari jembatan jatuh, yang dilakukan dengan hati-hati dan bertahap oleh petugas yang ahli di bidangnya,”ungkapnya.
Pemotongan dilakukan dari sisi timur dengan mengikat jembatan ke sisi jembatan yang baru agar tidak jatuh ke bangunan vihara.
“Proses pengerjaan tidak bisa dilakukan sehari. Pengendara juga akan sedikit tersendat karena kita berlakukan buka tutup jalan untuk mempermudah proses pembongkaran jembatan,” ungkapnya.
Sebelumnya, salah satu tali sling jembatan kuno peninggalan Belanda di atas Vihara Amurva Bhumi, di Jalan Raya Wisma Gajah Mada perbatasan Kecamatan Sukawati-Blahbatuh, Gianyar putus.
Hal ini pertama kali diketahui Juru Kunci Vihara Amurva Bhumi, Tjwa Sin Liang menjelaskan tali sling diketahui putus sejak, Jumat (1/12/2023) sekitar pukul 17.30 WITA dengan bunyi yang luar biasa keras.
Kondisi itu berdampak akses masuk ke Vihara Amurva Bumi tidak bisa dilalui. Vihara pun untuk sementara ditutup untuk umum. (jay)