GIANYAR – Keluhan wisatawan dan pekerja wisata terhadap parkir lapangan Ubud yang becek berlumpur akibat diguyur hujan langsung direspon. Area tersebut diurug batu kapur, Kamis (7/12/2023) pagi.
Pengurugan dilakukan pada sisi barat laut lapangan yang kondisinya cukup parah. Lapangan becek berlumpur membuat kendaraan yang parkir jadi kotor.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Gianyar I Made Arianta dikonfirmasi mengatakan, penataan lapangan Ubud dilakukan oleh Desa Adat Ubud.
“Saat ini sudah mulai dilakukan penataan dengan urugan batu kapur oleh desa adat Ubud,” jelasnya.
Penataan dilakukan mengingat memang ada kerja sama pengelolaan parkir dengan Desa Adat Ubud.
“Perjanjian kerjasama parkir dengan Desa Adat Ubud sudah ada sejak Tahun 2021,” jelasnya.
Namun, saat itu, lokasi parkir di tepi jalan umum. Kemudian sejak 18 September 2023 ada adendum perjanjian kerjasama dengan mengubah lokasi parkir.
“Yang di tepi jalan diakhiri karena kita sterilkan atau dilarang parkir. Dan lokasinya hanya kita berikan yang di lapangan. Itu juga hanya sebagian di sisi selatan. Sebagian utaranya tetap sebagai lapangan umum,” jelasnya.
Pemanfaatan lapangan Ubud sebagai kantong parkir sementara, diyakini telah berdampak positif pada pergerakan kendaraan yang lalu lalang di Ubud. Ruas jalan di Ubud kini sudah tak nampak lagi ada kendaraan yang parkir.
Jika pun masih ada, Made Arianta memastikan tim gabungan Dishub Gianyar, Polsek Ubud dan Satlantas Polres Gianyar siaga melakukan penggembosan ban sebagai efek jera pada masyarakat parkir sembarangan.
Sementara, Warga Ubud, Agus Pratana melihat dengan pengurugan lapangan astina Ubud dengan batu kapur, menandakan lapangan sebagai tempat parkir tidak akan berpaku sementara. Karena akan sulit difungsikan kembali sebagai lampangan kembali.
“Sebagai warga Ubud yang hobi Sepak Bola dan juga pengusaha, tentunya kebijakan pemerintah maupun Desa Adat ini adalah yang terbaik,” ungkapnya.
Namun ke depannya, pihaknya berharap fasilitas umum seperti lapangan olah raga juga dipikirkan ke depannya. Disisi lain, dengan sterilnya parkir di kawasan Ubud, arus lalu lintas kini terlihat lebih lancar.
“Mungkin dampaknya sudah diperhitungkan dengan matang. Hanya saja. Warga Ubud juga butuh ruang publik untuk berekreasi dan olahraga,” pesannya. (jay)