BULELENG – BPD Cabang Singaraja mulai garap dan kembangkan program tripartid dalam penyaluran bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kabupaten Buleleng.
Tak hanya dengan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagprinkop-UKM) dalam menggerakkan sektor perekonomian, program KUR Mesari tanpa anggunan dan bunga ringan juga mulai diarahkan pada sektor pertanian, untuk menjaga ketahanan pangan daerah.
“Melalui program tripartid, BPD Bali Cabang Singaraja bersama Koperasi Sedayu dan Perumda Swatantra sedang menyiapkan kerjasama membangun ekosistem ketahanan pangan hulu hilir menuju ketahanan pangan daerah,” ungkap Kepala BPD Bali Cabang Singaraja Made Aditya Pranajaya usai mengikuti zoom metting di Kantor BPD Cabang Singaraja, Jumat (1/12/2023).
Pranajaya memaparkan melalui kerjasama yang akan dilounching awal tahun 2024, BPD Bali Cabang Singaraja bersama Perumda Swatantra dan Koperasi Sedayu Kelurahan Penarukan Kecamatan Buleleng sepakat untuk memberdayakan peratani yang tergabung dalam subak diwilayah Kelurahan Penarukan untuk meningkatkan produksi pertanian khususnya beras.
“Melalui program tripartid, kita bangun ekosistem pertanian hulu hingga hilir untuk meningkatkan produksi pertanian dengan memenuhi kebutuhan petani. Sesuai kewenangan masing-masing, BPD Bali Cabang Singaraja melalui program KUR Mesari menyalurkan kredit tanpa anggunan dan bunga ringan 3 % dengan plafon Rp 10 Juta kepada petani melalui Koperasi Sedayu. Kemudian, sesuai bidang usahanya koperasi menyediakan sumur bor dan saprodi pertanian bagi para petani,” terangnya.
Dengan memanfaatkan KUR Mandiri, kata Pranajaya, petani yang ada diwilayah Kelurahan Penarukan dapat bisa membangun sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air pertanian seluas 250 hektar.
“Tidak hanya sumur bor untuk memenuhi mengairi lahan seluas 250 hektar yang dijadikan pilot project, KUR Mesari yang dikelola koperasi juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan saprodi, alat pertanian, bibit dan pupuk bagi petani guna meningkatkan produksi pertanian,” jelasnya.
Dengan kerjasama tripartid, dana kredit KUR Mesari yang dikucurkan kepada para petani tidak disalahgunakan untuk membeli hal-hal yang lain.
“Jadi, uang itu benar-benar digunakan untuk membeli bibit dan keperluan untuk mengolah lahan. Keuntungan bagi petani,hasil panen berupa gabah akan dibeli oleh Perumda Swatantra sebagai bentuk hilirisasi dari ekosistem yang dibangun,” tandasnya.
Untuk memberikan kepastian, lanjut Pranajaya akan dibuat perjanjian khusus, PKS antara BPD Bali Cabang Singaraja dengan Koperasi Sedayu dan KSP antara Koperasi Sedayu dengan Perumda Swatantra sebagai bentuk kerjasama tripartid.
“Sehingga tujuan dari ekosistem ketahanan pangan hulu hilir yakni menghindarikan petani dari sistem ijon yang merugikan, menjamin produksi petani berupa gabah ada yang membeli dan stok beras untuk ketahanan pangan daerah dapat terwujud,” ujarnya.
Dari segi pendanaan, akses petani lebih mudah karena sudah ada bank yang akan memberikan fasilitas pinjaman tanpa jaminan, dengan syarat sesuai dengan ketentuan dan teknis perbankkan.
“Cuma, program ini akan kami gulirkan tahun 2024 karena PAGU KUR Mesari tahun ini sudah habis dan kami menunggu PAGU KUR tahun 2024,” pungkasnya.(kar/jon)