BULELENG – Pemprov Bali melalui Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfos) Provinsi Bali gelar Fokus Group Diskusi (FGD) terkait mitigasi bencana Turyapada Tower Komunikasi Bali Smart 6.0 Kerthi Bali di Desa Pegayaman Kecamatan Sukasada.
Selain pemetaan potensi bencana alam yang mungkin terjadi, FGD juga diharapkan dapat mengidentifikasi sekaligus menghasilkan kajian manajemen mitigasi bencana di sekitar areal tower setinggi 115 meter pada ketinggian 1.521 meter dari atas permukaan laut.
“FGD kita laksanakan untuk memetakan potensi bencana alam pada kawasan pembangunan Turyapada Tower Komunikasi Bali Smart 6.0 Kerthi Bali”, tandas Kadiskominfos Provinsi Bali Gede Pramana saat membuka kegiatan di Tower Turyapada Desa Pegayaman Kecamatan Sukasada, Rabu (22/11/2023).
Kadiskominfos Pramana menegaskan tujuan FGD adalah untuk mendeteksi awal dan memitigasi bencana alam yang mungkin terjadi pada pembangunan Tower Turyapada. “Dimana pembangunan tower yang saat progres fisiknya sudah mencapai 62 % dan ditargetkan rampung pada Bulan Maret 2024 ini akan difungsikan sebagai fasilitas umum dan akan banyak dikunjungi masyarakat, sehingga managemen resiko bencana harus disiapkan untuk diketahui penangannya. Bangunan ini juga memiliki volume yang besar dan tinggi, jadi bagaimana kita menciptakan rasa aman nantinya melalui mitigasi bencana,” terangnya.
Mengingat FGD ini sangat penting, Pramana berharap dukungan seluruh stakeholder terkait untuk bersama-sama memberikan informasi sehingga dapat mengetahui mitigasi apa yang harus dilakukan untuk mengurangi resiko.
Ia menambahkan, sesuai kajian LPPM Universitas Udayana bencana yang patut diwaspadai pada pembangunan tower ini adalah hujan lebat disertai angin kencang, longsor termasuk gempa bumi.
“Namun kita yakin dalam pembangunan tower ini sudah diperhitungkan desain dan kajian teknis termasuk struktur bangunan. Astungkara dalam proses pembangunan awal sampai sekarang sudah mencapai progres fisik mencapai 62%, tidak ada kejadian yang mengakibatkan hal yang tidak diinginkan”, tandasnya. Pada proses pembangunan tower yang ditargetkan rampung Bulan Maret 2024 ini juga sudah diterapkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) untuk memberikan perlindungan bagi tenaga kerja.
“Kita sudah menerapkan K3 dan melindungi pegawai yang kerja untuk menepi, berlindung jika cuaca buruk seperti hujan disertai angin kencang saat bekerja,” pungkasnya. (kar,dha)
