MANGUPURA – Kasus dugaan kekerasan terhadap siswa saat sidak rambut di SMPN 2 Kuta akhirnya dimediasi oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Badung.
Mediasi berlangsung di Kantor Disdikpora kawasan Puspem Badung, Senin (20/11/2023) mengarah ke penyelesaian masalah secara kekeluargaan, setelah guru yang melakukan tindakan pencukuran meminta maaf.
Kepala Disdikpora Badung I Gusti Made Dwipayana memimpin mediasi dihadiri pihak terkait, diantaranya Kepala Sekolah SMPN 2 Kuta I Made Sujana, IDNP Guru olah raga yang dilaporkan melakukan kekerasan, Guru BK, Guru Wali Kelas serta F siswa yang rambutnya dipotong bersama kedua orang tua dan didampingi penasehat hukumnya.
Dikonfirmasi mengenai hasil mediasi, pejabat asal Sempidi ini mengungkapkan jalannya mediasi berlangsung dalam suasana kekeluargaan. Pihak sekolah melaksanakan tata tertib khususnya mengenai rambut, hanya saja dalam pelaksanaannya terjadi kekerasan yang tidak disengaja.
“Memang pengakuan guru terjadinya aksi penjambakan tidak disengaja, akan tetapi kita mengingatkan pihak sekolah dalam menegakkan peraturan sekolah lebih menekankan pada pembinaan dan pendekatan yang humanis,” kata Dwipayana, Selasa (21/11/2023).
Bagaimana dengan pihak orang tua siswa? Dalam mediasi tersebut lanjut Dwipayana, orang tua siswa membuka pintu penyelesaian secara kekeluargaan, dengan harapan ada permohonan maaf dari guru yang melakukan pemotongan rambut.
“Sederhana saja, mereka (orang tua siswa) hanya meminta permohonan maaf, setelah itu mereka berjanji mencabut laporannya di pihak kepolisian,” paparnya. Pihak orang tua siswa juga meminta agar anaknya tidak mendapat tekanan di sekolah paska kejadiaan ini. “Saya selaku Kepala Dinas memberikan jaminan tidak ada penekanan, bully, apalagi intimidasi kepada siswa tersebut,” tegasnya.
Dwipayana menambahkan IDNP, guru yang bersangkutan juga telah membuat surat permohonan maaf secara resmi, yang ditujukan kepada siswa dan orang tuanya. “Surat permohonan maafnya sudah ada di kami, intinya guru yang bersangkutan memohon maaf dan menyesal atas tindakan berlebihan mencukur paksa rambut siswa tersebut,” ungkapnya.
Diharapkan setelah ada surat permohonan maaf ini, sesuai hasil mediasi sebelumnya, laporan di pihak kepolisian bisa segera dicabut. (lit,dha)
