BULELENG – Berbagai upaya dilakukan jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng bersama dengan stakeholder terkait menuju Singaraja Smart City, sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing.
Sesuai tupoksi dan kewenangan yang ada, Dinas Pariwisata (Dispar) Buleleng selaku penata kelola pariwisata tak hanya memenuhi kebutuhan sarana prasarana, namun juga telah menyiapkan pencanangan Smart Branding sebagai salah satu dari enam dimensi Smart City.
“Berdasarkan hasil bimtek Smart City dan evaluasi berbagai kegiatan termasuk Pemuteran Bay Festival tahun 2023 yang baru kemarin berakhir, Smart Branding sangat dibutuhkan untuk memberikan pengalaman yang lebih baik bagi wisatawan dengan memanfaatkan teknologi informasi,”ungkap Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kabupaten Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara usai diskusi evaluasi pelaksanaan Pemuteran Bay Festival tahun 2023, Minggu (19/11/2023).
Mantan Kadisbud Buleleng ini mengungkapkan sebagai bagian dari komponen Smart City, Dispar Buleleng telah menyiapkan pengembangan Aplikasi Visit North Bali yang akan menjadi Jendela Pariwisata Buleleng dengan sajian informasi lengkap tentang kepariwisataan.
“Aplikasi yang sedang dikembangkan dan segera diluncurkan melalui platform website dan android ini menampilkan daya tarik wisata, destinasi wisata, akomodasi serta sarana penunjang pariwisata. Jendela Pariwisata Buleleng diharapkan dapat menjadi panduan wisatawan untuk datang dan berkunjung di Buleleng,” terangnya.
Dengan aplikasi ini, potensi wisata Buleleng yang sangat beragam dengan topografi nyegara gunung, bentangan pantai, air terjun, hutan, agrowisata, kuliner termasuk tempat peninggalan bersejarah sebagai wisata edukasi bisa diakses dan dikunjungi.
“Semua potensi ditampilkan, eksplore dalam format yang menarik melalui storytelling, mengikuti tren kekinian,” jelasnya.
Konsekuensinya, kata Dodhy, ketika Jendela Pariwisata Buleleng dibuka maka seluruh komponen pengampu dari konten yang ditampilkan harus siap dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan, tidak hanya sarana prasarana tapi juga akomodasi dan lainnya.
“Karena, melalui aplikasi ini pengunjung dapat terhubung langsung dengan pengelola melalui nomor WhatsApp untuk mendapatkan informasi, reservasi dan memantau jumlah kunjungan sehingga rencana perjalanan atau kunjungan mereka lebih mudah dan efisien,” tandasnya. Selain destinasi wisata, melalui aplikasi Visit North Bali juga ditampilkan data informasi 17 Subsektor Ekonomi Kreatif yang beragam dari profil pelaku usaha hingga lokasi produksi dalam bentuk gambar dan video.
“Hal ini juga merupakan peluang bagi pelaku usaha lokal untuk promosi dan wahana bagi wisatawan untuk mengetahui produk lokal sekaligus mendukung ekonomi lokal. Intinya, bagaimana Visit North Buleleng dapat menjadi Jendela Pariwisata Buleleng yang dapat membuka segmentasi wisatawan mancanegara untuk mendapatkan pengalaman baru dan unik di Bali Utara,” pungkasnya. (kar,dha)
