KLUNGKUNG – Keberadaan rumah deret sarana terpadu di Desa Sulang, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung dinilai bisa menjadi contoh pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Betapa tidak, selain mendapatkan tempat tinggal gratis, warga miskin yang tidak punya lahan pekarangan dan tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) juga akan diberikan pelatihan keterampilan dan bantuan modal usaha.
Sebanyak 36 kepala keluarga (KK) penerima rumah deret sudah membentuk perkumpulan dinamai Banjar Suka-Duka Rumah Deret Santi Rahayu. Meski demikian dari 36 unit rumah deret yang dibangun oleh Kementerian Sosial RI dan sudah siap huni, belum semuanya ditempati oleh penerima, Kamis (16/11/2023).
Pasalnya fasilitas umum terutama menyangkut kebutuhan mendasar penghuni belum lengkap alias belum komplit seperti air bersih dan listrik. Menurut Kelihan Banjar Suka-Duka Rumah Deret Santi Rahayu Wayan Sugina, baru empat rumah ditempati oleh penghuninya. Sisanya selain menunggu hari baik juga menunggu selesainya pemasangan sejumlah fasilitas seperti air dan listrik.
Kata Sugina untuk jaringan PDAM sudah terpasang ke masing-masing rumah. Hanya saja airnya belum bisa mengalir karena belum ada serah terima dari pihak rekanan kepada PDAM. Begitu juga dengan jaringan listrik, belum semua rumah selesai dipasang instalasi listrik.
“Untuk sementara warga yang sudah menempati rumah deret membeli air untuk keperluan sehari-hari. Untuk listrik baru terpasang sebagian, saat ini masih dikerjakan,”tandas Wayan Sugina, ditemui di lokasi rumah deret Kamis (16/11/2023).
Sugina juga menyampaikan para penerima bantuan rumah deret juga sudah pernah diberikan pelatihan keterampilan oleh pihak pengelola Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Kabupaten Klungkung. Termasuk sudah dibentuk kelompok yang nantinya akan mengelola usaha ayam petelur yang dijanjikan oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini saat meresmikan rumah deret Senin (23/10/2023) lalu.
Pantauan di lokasi Kamis (16/11/2023) siang, lampu penerangan jalan menuju lokasi rumah deret dan di kawasan lokasi rumah deret juga belum ada. Pengaspalan jalan yang menjadi akses utama menuju rumah deret dan jalan di sekitar rumah deret juga masih berupa tanah.
Penghuni rumah terpaksa memasang lampu darurat pada sejumlah pohon kamboja yang baru ditanam agar situasi tidak gelap pada malam hari.
“Kalau hujan air masuk kedalam bangunan. Nanti setelah semua ditempati akan kami bicarakan apakah nanti (memperbaiki) sifatnya swadaya atau seperti apa,”imbuh Sugina.
Sebelumnya salah seorang anggota DPRD Kabupaten Klungkung I Nengah Mudiana meminta Pemkab Klungkung agar ikut berkontribusi dalam menuntaskan proyek pembangunan rumah deret bagi warga miskin di Kabupaten Klungkung.
Menurutnya Pemkab perlu mengkomunikasikan lagi dengan Kementerian Sosial. Bahkan kedepannya jika keuangan Pemkab Klungkung memungkinkan, rumah deret ini dibangun secara bertahap oleh pemerintah kabupaten. Sehingga nanti total rumah deret yang dibangun bisa sesuai dengan usulan awal yakni sebanyak 65 unit. Kata Mudiana, dalam hal ini Pemkab perlu ikut berkontribusi. (yan)