DENPASAR – Pengganti Antar Waktu (PAW) anggota DPRD Bali sisa masa bakti 2019-2024 akan dilaksanakan besok, tepatnya pada Kamis (16/11/2023).
Pelantikan PAW ini akan dilaksanakan melalui rapat Paripurna DPRD Bali masa persidangan ke-47 DPRD Bali.
Ketiga anggota DPRD Bali yang akan dilantik yakni Ni Komang Ayu Darmiyanti (PDIP), Martina Sumaryati SH (PDIP) dan Gde Wirajaya Wisna (Hanura).
Salah seorang PAW DPRD Bali yang akan dilantik Gede Wirajaya Wisna saat dikonfirmasi via telepon, Selasa (14/11/2023) membenarkan akan adanya pelantikan PAW anggota DPRD Provinsi Bali sisa masa bakti 2019-2024 pada Kamis 16 Nopember 2023 (besok,red).
“Benar, sudah menerima undangan acara pelantikan PAW. Pelantikannya jadi dilaksanakan Kamis besok,”ujar Gde Wirajaya Wisna yang juga Sekretaris DPD Partai Hanura Provinsi Bali.
Sesuai surat undangan yang telah beredar dari Sekretariat DPRD Bali bernomor B.08.005/35316/PSD/DPRD tertanggal 7 Nopember 2023 yang bersifat penting.
Partai Hanura mengusulkan PAW terhadap kadernya dari Dapil Buleleng dan PDIP mengusulkan PAW terhadap dua kadernya dari Dapil Gianyar dan Klungkung.
Sehingga ada tiga anggota DPRD Bali yang akan di PAW. Ketiga nama tersebut; Wayan Arta (Hanura), I Kadek Diana (PDIP), dan Ni Luh Kadek Dwi Yustiawati (PDIP).
Wayan Arta merupakan kader Partai Hanura dari Dapil Buleleng yang lolos ke DPRD Bali dan duduk di Komisi III. Pada Pileg 2024 ini, Wayan Arta memilih menyeberang ke PDIP. Sebagai penggantinya, Gde Wirajaya Wisna diplot sebagai pengganti antar waktu.
Sementara itu, kader PDIP yakni I Kadek Diana dan Ni Luh Kadek Dwi Yustiawati dari Dapil Gianyar dan Klungkung. Keduanya dipecat oleh PDIP oleh PDIP lantaran dinilai merusak citra partai, tidak loyal, dan tidak disiplin.
Kadek Diana merupakan mantan Ketua Komisi III DPRD Bali akan digantikan oleh Martina Sumaryati asal Desa Kedewatan, Ubud dengan perolehan 1.603 suara.
Sedangkan Yustiawati, politisi asal Kecamatan Nusa Penida, Klungkung kandidat PAW-diambil dari Kabupaten Karangasem atau dapil yang beririsan secara geografis dengan Kabupaten Klungkung.
Dari hasil perolehan Pileg 2019 lalu, kader PDIP asal Klungkung yang meraih perolehan terbanyak yakni I Wayan Sutena. Akan tetapi, Sutena tidak memenuhi syarat lantaran telah meninggal dunia (alm).
Berdasarkan ketentuan PKPU pasal 14 ayat (1) PKPU Nomor 06 tahun 2017, apabila tidak terdapat calon PAW di dapil yang sama, nama calon PAW diambil dari DCT (Daftar Calon Tetap) hasil pemilu terakhir pada dapil yang berbatasan langsung secara geografis dan memiliki perolehan suara sah terbanyak dari parpol yang sama.
Jika terdapat lebih dari satu dapil yang berbatasan langsung maka diambil DCT pemilu terakhir pada dapil yang jumlah penduduknya terbanyak dan memiliki perolehan suara sah terbanyak dari partai politik yang sama. Akhirnya, diputuskan mengambil yang terdekat yakni Karangasem.
Di Karangasem, seharusnya yang menggantikan Ni Luh Kadek Dwi Yustiawati adalah I Made Ramia Adnyana, akan tetapi, Ramia juga dinyatakan tidak memenuhi syarat lantaran telah meninggal dunia.
Sehingga, yang berhak menggantikan adalah kader dengan perolehan dibawahnya yakni Ni Komang Ayu Darmiyanti dengan perolehan 1.272 suara.
Seperti diberitakan sebelumnya Ketua DPRD Bali, I Nyoman Adi Wiryatama menjelaskan, proses PAW sudah dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Menurutnya seluruh persyaratan yang dibutuhkan sudah dilengkap dan tinggal menunggu persetujuan dari Kemendagri saat itu.
Guna mempercepat proses di Kemendagri politisi PDIP yang juga mantan Bupati Tabanan dua periode ini meminta kepada Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Bali untuk terus memantau perkembangan proses PAW anggota DPRD Bali.
Berdasarkan informasi yang diterima saat itu baru satu nama yang sudah rampung prosesnya di Kemendagri, yakni Ni Luh Kadek Dwi Yustiawati.
“Ternyata baru satu yang ditandatangani, katanya yang cewek itu sudah rampung,” ujar Adi Wiryatama yang juga caleg DPRRI ini, pada menjelang akhir Oktober lalu.
Dalam kesempatan tersebut, selaku pimpinan di DPRD Bali menginginkan agar proses PAW bisa dirampungkan bersamaan, sehingga prosesi pelantikan bisa dilakukan bersama. Sebab, kalau pelantikan satu-satu, dinilai tidak efektif dan efesien.
“Keinginan kita biar sekalian. Ketiga-tiganya di PAW disini dan sekalian kita lantik,”ujarnya. (arn/jon)
