GIANYAR – Sembilan sumur galian warga di Desa Bona, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, mengalami kekeringan. Kondisi ini terjadi sejak pertengahan tahun 2022.
Warga menduga sumur galian mereka kering dampak dari keberadaan sumur bor milik PDAM Gianyar yang aktif memompa air sejak tahun 2020.
“Ada permasalahan setelah operasional sumur bor milik PDAM di Desa Bona. Terjadi perubahan yang cukup signifikan. Sumur-sumur galian masyarakat mengalami kekeringan,”ujar Gusti Lanang Alit, pemilik sumur yang mengalami kekeringan, Selasa (14/11/2023).
Terkait permasalahan itu, warga menghadap Direksi PDAM Gianyar hingga mesadu ke Komisi III DPRD, tapi belum membuahkan hasil. Mereka meminta dilakukan kaji ulang terhadap sumur bor PDAM.
Gung Lanang juga berharap PDAM membatasi pengambilan airnya atau disesuaikan dengan hasil kajian agar tidak menimbulkan kekeringan dan merusak lingkungan alam di Desa Bona.
“Kalau secara signifikan terus mengalami kekeringan dan merusak lingkungan mohon ditutup pengambilan airnya dan cari solusi terbaik untuk selanjutnya,” tegasnya.
Sembilan sumur galian warga yang kering rata-rata digali sekitar 35 sampai 40 tahun silam dengan kedalaman sekitar 40 meter.
Dikonfirmasi terpisah, Dirut Perumda Tirta Sanjiwani Gianyar I Made Sastra Kecana mengaku sudah melakukan survei sekaligus kajian. Hasilnya, kedalaman sumur galian warga tidak ada yang melebihi 40 meter sehingga dipastikan alami kekeringan pada puncak musim kemarau.
“Kami sudah melakukan survei dan mengkaji sebelum adanya sumur bor PDAM. Sumur warga kedalamannya tIdak ada yang melebihi 40 meter. Jika musim kemarau sewaktu-waktu itu pasti kering. Kalau sumur bor PDAM kedalamannya 150 meter. Jadi, itu jauh. Memang dari sekian pemilik sumur, hanya satu yang tidak pernah sepakat. Ada komplain dari dulu,” jelas Sastra. (jay)