BULELENG – Temuan limbah medis atau sampah B3 pada areal tak jauh dari Terminal Sangket Kecamatan Sukasada tak hanya disikapi serius Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng.
Polsek Sukasada melalui unit reskrim dan tim opsnal juga menyikapi temuan sampah B3 antara lain berupa bekas jarum suntik dan botol obat dengan melakukan penyelidikan.
“Seijin Kapolsek, memang betul beliau menugaskan penyidik dan tim opsnal untuk melakukan penyelidikan terhadap kasus ini, ya termasuk mengungkap siapa oknum yang membuang limbah medis ini secara sembarangan,” ungkap Kanit Reskrim Polsek Sukasada Iptu Kadek Robin Yohana usai menerima siswa PKL Diktukba SPN Polda Bali di Makopolsek Sukasada, Senin (13/11/2023).
Selain mendatangi lokasi, kata Robin, penyidik dan tim opsnal juga telah melakukan koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng terkait limbah medis yang telah dievakuasi, termasuk dengan Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng terkait mekanisme serta regulasi pengelolaan sampah B3 oleh fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) pemerintah maupun swasta.
“Kami sudah koordinasikan dengan DLH Buleleng terkait sampah medis yang ditemukan sebagai barang bukti penyelidikan, dan mengkordinasikan terkait regulasi pengelolaan sampah medis oleh fasyankes dengan dinas/instansi terkait,” jelasnya.
Dari hasil koordinasi memang setiap fasyankes pemerintah maupun swasta wajib memiliki tempat pembuangan sementara sampah medis sebelum dimusnahkan oleh pihak ketiga yang telah diajak kerjasama, MoU.
Ia menambahkan, ada beberapa nama fasyankes baik berupa klinik, dokter praktek, bidan praktek serta perawat praktek yang telah dikantongi penyidik sebagai bukti petunjuk dalam upaya mengungkap kasus ini.
“Dengan bukti petunjuk yang ada, kita berharap penyidik dan tim opnal bisa segera mengidentifikasi terduga pelaku, pembuang limbah medis tersebut,” tandas Robin diapresiasi Sucipta Wijaya.
Selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, Sucipta menegaskan setiap fasyankes pemerintah dan swasta wajib memiliki sarana untuk mengelola sampah medis sebelum dimusnahkan oleh pihak ketiga yang diajak kerjasama.
“Karena memang sampai saat ini pemusnahan sampah medis dilakukan oleh pihak ketiga dan semua fasyankes pemerintah sudah melakukan MoU dengan pihak ketiga untuk pemusnahan sampah medis,” ungkapnya.
Selaku dinas teknis, kata Sucipta, Dinas Kesehatan bertugas mengeluarkan rekomendasi berdasarkan visitasi yang dilakukan terhadap pemohon, baik klinik, dokter praktek, bidan praktek dan perawat peraktek.
“Sejauh ini, seluruh fasyankes pemerintah baik RSUD dan Puskesmas serta klinik swasta, dokter praktek, bidan praktek dan parawat praktek rekomendasi terkait pengelolaan limbah medis dari kita, sementara ijin prakteknya dikeluarkan oleh DPMPTSP Buleleng,” terangnya.
Sebagai langkah antisipasi, Dinkes Buleleng bersama DLH Buleleng dan pihak kepolisian akan melakukan koordinasi, edukasi dan informasi (KIE) terkait pengelolaan limbag medis ini sehingga tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan yang bisa berdampak pada gangguan kesehatan.(kar/jon)
