JEMBRANA – Perempuan merupakan agen perubahan untuk memastikan proses Pemilu dapat berjalan dengan baik dan berkeadilan, namun realita yang terjadi di lapangan masih ditemukan beragam tantangan yang membatasi ruang gerak perempuan untuk ikut terlibat langsung dalam kepemiluan.
Hal itu diungkapkan Kordiv Pencegahan, Parmas dan Humas Bawaslu Bali pada acara Sosialisasi Peran Perempuan dalam pengawasan partisipatif, bertempat di hotel Jimbarwana Senin (13/11/2023).
Lebih lanjut Ariyani mengatakan,Partisipasi perempuan saat ini hanya masih sebatas pemenuhan kuota, sangat sedikit ditemukan perempuan yang secara ideologi benar benar ingin turun langsung terlibat dalam kepemiluan khusus di dunia pengawasan.
“Fakta yang terjadi pada saat gelaran Pemilu keterlibatan perempuan sangat minim, kedepannya segera partisipasi perempuan harus digencarkan dalam kepemiluan,” katanya.
Di kesempatan yang sama, Ketua Bawaslu Jembrana Made Widiastra menyampaikan, peran perempuan sangatlah penting berpartisipasi untuk mengawal proses demokrasi, mengingat kembali Pemilu bukan milik Penyelenggara, melainkan milik semua.
“Ayo ibu-ibu yang hadir pada forum ini segera ikut lakukan pengawasan di Pemilu 2024, karena hanya Perempuan yang bisa mengerti kebutuhan kaumnya” ujarnya di hadapan para peserta sosialisasi.
Di Sesi terakhir sekaligus narasumber External dari Akademisi Kepemiluan, Dr. I Gusti Ayu Diah Yuniti, mengajak perempuan untuk aktif lantaran perempuan memiliki kepedulian yang lebih terhadap disekitarnya, dimana sangat tepat kaum hawa dimanfaatkan untuk turut bagian dalam melakukan Pengawasan Pemilu Partisipatif.
Hadir dalam acara sosialisasi tersebut,.PKK Kabupaten Jembrana, Bhayangkari Polres Jembrana, Persit 1617 Jembrana, Dharma Wanita Persatuan, Fatayat NU, Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) dan KNPI unsur perempuan.(arn/jon)