TABANAN – Meski sudah terkendali, kebakaran di TPA Mandung masih berlangsung. Tidak lagi ditemukan titik api, namun asap masih tetap membumbung tinggi. Sebelumnya, Pemkab Tabanan telah menetapkan status darurat, dan kini diperpanjang lagi sampai 10 November mendatang.
Kepala Pelaksana BPBD Tabanan I Nyoman Srinadha Giri ketika dikonfirmasi mengakui, kebakaran di TPA Mandung masih berlangsung meski sudah terkendali. Tidak muncul titik api baru, hanya asap tebal masih membumbung tinggi. Petugas masih standby untuk melakukan pemadaman api termasuk pendinginan.
“Ini memang butuh waktu cukup panjang untuk memadamkan sampai tuntas. Apalagi dengan cuaca panas seperti ini,” ungkapnya, Rabu (1/11/2023).
PIhaknya bersama jajaran petugas terus bekerja keras, berupaya memadamkan api. Meskipun kalau malam hari kadang masih terlihat ada api, namun sepenuhnya sudah terkendali. Hanya saja asap yang pekat membuat petugas harus bergantian melakukan penyemprotan air termasuk pengisian cubangan agar air meresap ke dalam tumpukan sampah sampai ke bawah ke pusat titik api.
“Karena asap cukup pekat, petugas bergantian melakukan penyemprotan pada lokasi. Kalau terlalu lama petugas mengalami sesak nafas,” ucapnya.
Dengan keberadaan TPA Mandung yang masih terbakar, status darurat kebakaran yang sebelumnya sudah ditetapkan diperpanjang lagi sampai 10 November mendatang. Pihaknya berharap, api dapat segera dipadamkan.
“Karena masih terbakar, status darurat diperpanjang selama dua minggu sampai 10 November mendatang,” sebutnya.
Seperti diketahui, TPA Mandung terbakar sejak Sabtu (14/10/2023) dinihari. Api langsung membesar terutama di bagian timur. Kebakaran ini menyusul kebakaran TPA Suwung, Denpasar disusul TPA Temesi di Gianyar serta TPA Canggu.
Dengan kondisi ini, sampah akhirnya dikirim ke TPS darurat di bekas galian C di desa Kelating, Kerambitan. Bukan hanya dari Tabanan, sampah dari Badung dan Denpasar juga dikirim ke lokasi tersebut . Tiap hari ratusan truk sampah mengirim ke lokasi tersebut.
Selain itu, BPBD Tabanan juga mendirikan tenda di lokasi pengungsian di wantilan Desa Kukuh Kerambitan, mengantisipasi kalau situasi semakin memburuk terutama pengaruh asap dan bau. (jon)