
UNUD – Mahasiswa Program Studi Sarjana Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (FEB Unud) angkatan 2021, Ni Komang Risa Pebriyanthi dan Ni Luh Santi Wahyuni beserta rekannya yang berasal dari Program Studi Ekonomi FEB Unud Angkatan 2021 yakni Ni Wayan Diah Okta Wardani berhasil meraih Juara II dalam ajang perlombaan Business Plan Competition Gen Z’s Entrepreneurship Festival 2022 Sekolah Vokasi IPB Bogor tingkat Nasional yang dilaksanakan pada 6 Oktober 2022 hingga 2 Desember 2022.
Gen Z’s Entrepreneur Festival (GEFest) 2022 merupakan acara yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Program Studi Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB University bertemakan entrepreneur yang bertujuan untuk mendorong Gen Z memajukan perekonomian Indonesia dengan ide bisnis yang kreatif serta inovatif dan berkontribusi dalam SDGs No. 8 yaitu Decent Work and Economic Growth, in the era Society 5.0.
Kesatuan visi untuk terus upgrade diri, hard skill, serta soft skill dari seluruh anggota tim yang diawali keinginan mencoba hal baru untuk mencari suasana baru yang bisa membangkitkan semangat kala itu dan pada akhirnya membuat mereka memberanikan diri mengikuti perlombaan tingkat nasional.
Selain itu, bermula dari pertemuan karena tergabung dalam salah satu organisasi yang berada di lingkungan FEB Unud, dan melalui ajakan salah satu anggota timnya dengan berbekal motivasi agar hidup tak monoton di lingkungan kampus, ditambah rasa penasaran yang tinggi terkait cara membuat rancangan Business Plan yang baik hingga lolos ke babak final, akhirnya ketiga orang tersebut membentuk tim dengan nama Teaty Team ini.
Di samping itu, adanya ambisi untuk mendapatkan 24 SKS pada semester depan turut menjadi dorongan bagi mereka mengikuti perlombaan. Keterbatasan pengetahuan dan pengalaman membuat ide bisnis pun tidak menggetarkan semangat mereka untuk mengikuti perlombaan bisnis tersebut.
Berdasarkan keterangan dari Teaty Team, saat awal pembentukkan tim hingga sudah mendaftar registrasi awal perlombaan, mereka belum memiliki ide bisnis sama sekali. Berbagai diskusi panjang, baik bertemu secara offline maupun melalui aplikasi online meeting pun dilakukan sembari diselipkan dengan kegiatan berorganisasi yang saat itu cukup padat, tetapi tidak membuat mereka menyerah dan lelah hingga akhirnya tercetuslah ide untuk membuat minuman teh dengan kurma sebagai pengganti gula.
Pada tahap pertama seleksi yakni membuat Bisnis Model Canvas (BMC), adalah awal mereka berusaha untuk mempelajari cara mendesain rancangan BMC di aplikasi desain dan membuat sembilan komponen BMC dengan penuh ketelitian serta diskusi panjang. Sebelumnya, tak pernah terpikirkan oleh mereka untuk melaju ke babak final usai melihat saingan dari tim-tim universitas ternama di Indonesia.
“Ketika kami sudah berhasil membuat rancangan Bisnis Model Canvas dan desainnya di sela-sela kesibukan, kami sudah bangga dengan proses dari nol bisa dilewati karena yang terpenting bagi kami adalah sebuah proses dan pengalaman yang didapat sedangkan hasil itu urusan belakangan dan merupakan bonus dari kerja keras. Tapi kami terkejut saat pengumuman finalis 10 besar, nama tim kami menjadi tim terbaik nomor 7 dari puluhan tim yang ada,” ungkap Diah Okta. (adi/jon)