KUTA – Harapan pemanfaatan lahan di sekitar Pekuburan Padang Seni sebagai TPS3R kembali mengemuka. Hal tersebut disampaikan mantan Bendesa Adat Kuta, I Wayan Wasista, belum lama ini.
“Jadi kami sudah melirik tempat yang sangat representatif, yaitu di dekat Boshe, di Padang Seni. Di sana ada tanah pemerintah. Kami sudah mohon melalui kelurahan. Tapi sampai saat ini belum terealisasi. Nah mandegnya sampai dimana, ini perlu juga peran pemerintah,” ucapnya belum lama ini.
Karena lokasinya merupakan perbatasan dengan Desa Adat Tuban, maka menurut dia itu bisa saja dikelola atas kerja sama antara Desa Adat Kuta dan Tuban. Pemerintah yang membangun, kemudian pemanfaatannya diserahkan kepada kedua desa adat.
“Karena itu adalah perbatasan sekali. Satu tempatnya ada di wilayah Kuta. Satu ada di Desa Adat Tuban. Jadi mungkin pemerintah yang membangun, kemudian pemanfaatannya dimanfaatkan oleh dua desa adat. Kan itu bagus,” sambungnya.
Hal itupun, menurut dia, sekaligus dapat meringankan beban di TPA Suwung. Karena sampah di wilayah Kuta dan Tuban bisa dikelola langsung melalui TPS3R tersebut.
“Satu-satunya tempat, hanya itu yang saya lihat. Belum ada yang lain. Kalau tidak salah, itu sudah setahun diajukan, bahkan lebih. Pengajuannya oleh pihak kelurahan, tapi sampai saat ini belum turun,” imbuhnya.
Selaku tokoh, Wasista berharap agar itu bisa segera terealisasi. Karena menurut dia, keberadaannya akan sangat membantu dalam hal pengelolaan sampah, utamanya di wilayah Kuta.
“Lokasinya itu terbilang dekat. Kemudian itu juga tempatnya agak tersembunyi dari keramaian. Masyarakat juga mendukung tempat itu dijadikan tempat pengolahan sampah. Yakni tempat pengolahan sampah yang modern, dan tidak mengeluarkan bau busuk,” pungkasnya. (adi/jon)
