KUTSEL – MSH dan YBI, dua WNA yang sebelumnya terbukti menggunakan dokumen perjalanan palsu, telah dideportasi pada Jumat (6/10/2023) lalu. Deportasi dilakukan setelah keduanya usai menjalani 4 bulan pidana di Lapas Kelas IIA Kerobokan.
Kepala Kantor Imigrasi (Kakanim) Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai, Suhendra menjelaskan, YBI merupakan seorang pria berkebangsaan Nigeria. Dia masuk Indonesia melalui Bandara Ngurah Rai pada tanggal 6 Mei 2023 dari Kuala Lumpur, dengan menggunakan paspor berkebangsaan Kanada.
Ketika datang, petugas Imigrasi sudah mengetahui bahwa paspor yang digunakan tersebut adalah palsu. Namun demikian, petugas secara sengaja membiarkan yang bersangkutan masuk Indonesia. Tujuannya yakni, guna mengetahui ada atau tidaknya jaringannya di Indonesia.
Namun setelah melakukan pembuntutan, tidak ada orang yang secara khusus bertemu dengan YBI. Hingga akhirnya pada tanggal 17 Mei 2023, petugas Imigrasi melakukan penangkapan kepada YBI ketika hendak berangkat ke Selandia Baru.
Dari penangkapan tersebut, YBI mengatakan bahwa paspor palsu tersebut didapatnya di Arab Saudi melalui bantuan seorang agen.
Adapun motif yang bersangkutan menggunakan paspor palsu adalah agar lebih mudah masuk ke negara ketiga, yakni Selandia Baru. Dengan tujuan yakni mencari penghidupan yang lebih baik.
Sementara MHS, lanjut Suhendra, merupakan pria berkebangsaan Mesir. Dia pertama kali masuk Indonesia pada tanggal 16 Mei 2023, dengan menggunakan paspor Amerika Serikat. Rute penerbangannya ketika itu adalah Kuala Lumpur – Singapura – Denpasar – Sydney.
Ketika transit di Denpasar, petugas Imigrasi sesungguhnya sudah mengetahui bahwa paspor yang dipergunakannya adalah palsu. Namun demikian, petugas sengaja membiarkan MSH masuk Indonesia.
Setelah dilakukan pembuntutan, ternyata tidak ada yang menemui yang bersangkutan. Hingga akhirnya MSH ditangkap pada saat hendak melanjutkan perjalanan menuju Sydney.
Dari pengakuan MSH, paspor Amerika palsu tersebut diperolehnya dari seseorang di Mesir. Itu dipergunakan dengan maksud untuk memudahkan proses pemeriksaan di bandara Indonesia ataupun Australia.
“Jumat 6 Oktober 2023, setelah mereka selesai menjalani masa hukuman, mereka kami deportasi,” sambung Suhendra.
YBI, kata dia, dideportasi pada pukul 10.10 Wita dengan penerbangan Qatar Airways QR965 untuk kembali ke negaranya via Doha. Sementara MSH dideportasi pukul 16.30 Wita dengan penerbangan Qatar Airways QR1307 menuju Mesir via Doha.
“Kami telah melakukan pendeportasian dan memasukkan ke dalam daftar cekal terhadap kedua WNA tersebut setelah melakukan proses Projustitia,” pungkasnya. (adi/jon)
