KLUNGKUNG – Puluhan warga pengempon Pura Batur Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung ngerudug (mendatangi) Kantor Perbekel Desa Negari, Rabu (6/9/2023).
Kedatangan warga pengempon pura guna mempertanyakan nasib tanah pelaba pura yang dijadikan akses jalan masuk ke kantor desa. Namun warga tidak bertemu dengan Perbekel Desa Negari, I Gusti Ngurah Bagus Mahendra.
Yang bersangkutan saat itu sedang mengikuti kegiatan di GOR Swecapura. Kedatangan warga diterima oleh Sekretaris Desa Ketut Darta. Wargapun akhirnya memilih memasang pembatas dari bambu.
Baca juga : Perbekel Sebut Warga Lepang Terganggu dan Sesak Nafas Akibat Asap Sampah
Salah seorang pengempon pura Gusti Agung Ngurah Agung menyatakan ada sedikit tanah pelaba pura kena jalan masuk kantor desa. Pengempon pura kata Ngurah Agung ingin mempertanyakan tanah pelaba pura yang dijadikan akses jalan kantor desa.
“Pengempon pura ingin mempertanyakan masalah tanah pelaba dijadikan jalan masuk. Sempat beberapa kali mediasi di kantor desa namun saya tidak tahu hasilnya. Karena belum ada kepastian pegempon kembali mendatangi kantor desa. Kebetulan tadi ngayah mebat (gotong royong) kedatangan pengempon jadi kompak,” ungkap Gusti Agung Ngurah Agung.
Menurut Gusti Ngurah Agung, masalah ini sudah ada sejak dirinya menjabat selaku perbekel. Ketika itu ada pembangunan kantor desa, karena tidak jelas batas-batas pelaba pura, akhirnya pelaba Pura Batur terkena akses masuk kantor desa.
“Karena batas tidak jelas, tidak ada pal, saat pembangunan kantor desa tanah pelaba pura kena jalur. Ada permintaan krama waktu itu agar ada semacam punia. Saat itu saya bisa memberikan semacam punia sampai akhir masa tugas saya selaku perbekel,” terang Ngurah Agung.
Baca juga : Vaksinasi Anjing Massal Dipantau Istri Kapolri, Warga Dapat Nasi Bungkus dan Sembako
Permasalahan kembali muncul setelah perbekel dijabat Gusti Bagus Mahendra tahun 2022. Karena punia tidak berkelanjutan, warga kembali menanyakan pemanfaatan tanah pelaba pura oleh pihak desa.
“Saya selaku pengempon berharap apa yang dulunya dilakukan bisa berkelanjutan ada timbal balik karena pelaba pura digunakan untuk jalan masuk kantor desa,” demikian Gusti Ngurah Agung.
Sekretaris Desa Ketut Darta dikonfirmasi membenarkan permasalah tersebut sudah ada sejak perbekel lama (Gusti Ngurah Agung).
“Tadi saya hanya menyaksikan warga pengempon memasang batas menggunakan bambu,”tandas Ketut Darta seraya mengatakan sejak tahun 2022 tidak ada punia diberikan ke pengempon pura.
“Karena dari sisi aturan tidak memungkinkan ada sewa tanah pelaba,” ujarnya.
Perbekel Desa Negari Gusti Bagus Mahendra menyatakan setahun lalu (2022) dirinya sudah berkoordinasi dengan prajuru dan perwakilan pengempon pura. Ia menjelaskan saat itu sudah disampaikan memang ada tanah pelaba pura terkena sedikit akse jalan masuk kantor desa. Dirinya hanya mewarisi apa yang ada dari perbekel sebelumnya.
“Setahun lalu sudah saya sampaikan ke prajuru dan perwakilan pengempon.Kalau dilihat dari sertifikat pelaba pura, memang ada sedikit tanah pelaba pura yang kena jalan. Karena tidak mengganggu akses keluar masuk, saya belum memberikan kepastian saat itu. Kalau sekiranya tidak ada titik temu dan harus digeser gerbangnya, saya akan geser ke timur, tahun depan akan saya anggarkan,” kata Mahendra. (yan)