MANGUPURA – Kegiatan party atau pesta yang kerap berlangsung di Imani rooftop rest dan bar yang berlokasi di kawasan Petitenget, Kerobokan Kelod, Kuta Utara, dikeluhkan warga. Pengaduan masyarakat mengenai kebisingan yang ditimbulkan juga sempat disampaikan ke Bupati Badung.
Menindaklanjuti keluhan tersebut, Komisi II DPRD Badung yang dipimpin I Gusti Lanang Umbara bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan dan pihak terkait melakukan sidak pada Jumat (1/9/2023) dinihari.
Dikonfirmasi mengenai sidak tersebut, Lanang Umbar mengatakan turunnya tim gabungan menyikapi dikeluhkan oleh masyarakat. Tidak hanya dikeluhkan ke dinas LHK Badung, namun kebisingan yang terjadi di Imani rooftop rest dan bar juga sempat disampaikan warga ke Bupati Badung.
“Jadi kita turun bersama-sama untuk mengambil langkah dan mencari win win solusi yang bisa dilaksanakan akan kebisingan itu,” kata Lanang Umbara.
Diakui saat melakukan sidak, pihaknya langsung menemui owner dari Imani rooftop rest dan bar. Saat itu pihaknya langsung membeberkan beberapa kesalahan yang dilakukan, termasuk dijelaskan terkait apa yang semestinya dilakukan.
“Dari semua instansi kita berikan untuk memaparkan apa yang harus mereka lakukan dan tidak harus mereka lakukan,”kata Lanang Umbara seraya menambahkan pihak kepolisian yang ikut mendmpingi sidak tersebut.
Dari pihak kepolisian juga diketahui, kegitan tersebut belum mendapatkan izin keramaian.
“Mereka melaksanakan acara di rooftop atau lantai paling atas. Sehingga sangat menimbulkan kebisingan, apalagi di ruang terbuka,” jelasnya.
Dari sejumlah temuan dilapangan akhirnya, diputuskan untuk menghentikan bar di rooftop. Menurut politisi PDI Perjuangan ini dari pihak owner saat itu juga disebut-sebut pengertian dan memahami keluhan tersebut.
Sementara itu Kabid Industri Ekonomi Kreatif, Dinas Pariwisata Badung Ngakan Tri Ariawan yang dikonfirmasi terpisah juga tidak menampik hal tersebut.
Pihaknya mengaku dari hasil pengecekan kebisingan memang dibawah ambang kebisingan atau 65 desibel. Namun karena lokasi di atas dan terbuka sehingga sangat mengganggu.
“Karena mereka tahu kami datang, sehingga musiknya dikecilkan. Sehingga saat kami ukur tingkat kebisingan dibawah desibel,” jelasnya
Pihaknya mengaku Imani rooftop rest dan bar bukan pertama kali disidak. Sebelumnya kata Ngakan pernah disidak namun tidak mengindahkan keluhan masyarakat. (lit/jon)
