BULELENG – Upaya penyelesaian sengketa antara Desa Adat Pengastulan Kecamatan Seririt selaku pihak penggugat dengan Perbekel Desa Pengastulan selaku tergugat I dan BPN Buleleng selaku tergugat II dalam perkara dugaan pensertipikatan tanah druwen desa adat oleh 329 warga Banjar Dinas Kauman Desa Pengastulan menemui jalan buntu alias gagal.
Pada pertemuan ke-3 yang dipimpin Made Bagiartha selaku hakim mediasi, para pihak bersikukuh pada pendapat masing-masing sehingga diputuskan untuk melanjutkan perkara melalui proses persidangan.
“Iya, hasil mediasi hari ini gagal dilakukan, yang pada intinya antara kedua belah pihak yang berperkara tidak ada kesepakatan untuk perdamaian, sehingga per hari ini perkara dilanjutkan ke persidangan,” ungkap Made Hermayanti Muliartha selaku juru bicara PN Singaraja usai mediasi di PN Singaraja, Rabu (30/8/2023).
Hermayanti tidak menampik adanya keberatan tergugat I melalui kuasa hukumnya, Gede Indria terkait dugaan intervensi yang dilakukan oknum Anggota DPD Republik Indonesia Arya Wedakarna melalui surat yang ditujukan kepada Ketua PN Singaraja Kelas IB.
“Tidak ada, surat yang diterima sekretariat adalah permohonan audiensi serangkaian kunjungan kerja dan silaturahmi kepada ibu ketua PN Singaraja pada tanggal 4 September 2023, sama sekali tidak terkait dengan perkara ini dan sudah dijawab serta diminta penjadwalan ulang karena pada hari yang sama ibu ketua ada kegiatan diluar daerah,” tandas Hermayanti kepada wartawan.
Terkait jadwal sidang perkara PTSL Pengastulan selanjutnya, akan dikoordinasikan dengan majelis hakim yang diketuai I Gusti Made Juliartawan. (kar,dha)
