KUTSEL – Arus lalu lintas (lalin) di Jalan Uluwatu belakangan ini kembali krodit seiring dengan pulihnya pariwisata pasca pandemi Covid-19.
Namun demikian, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung dipastikan telah memiliki program untuk menyikapi persoalan tersebut. Demikian seperti disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Badung, I Wayan Adi Arnawa, belum lama ini.
Program dimaksud adalah berupa pembangunan Jalan Lingkar Selatan. Yang mana pada Perubahan 2023 ini, akan kembali dilakukan pembebasan lahan.
“Mengantisipasi kemacetan yang ada di Jalan Uluwatu yang bottle neck-nya ada di Simpang Nirmala itu, kita akan coba memprioritaskan untuk lingkar barat. Sehingga nanti para wisatawan ataupun pemedek yang datang ke Uluwatu tidak mesti harus balik lagi ke Nirmala atau GWK, tapi cukup melingkar dari jalan yang baru akan kita bangun. Apakah Labuan Sait atau mungkin akan kita buat akses baru,” ucapnya.
Kaitan dengan itu, Sekda Adi Arnawa mengaku telah memerintahkan Kepala Desa Pecatu, Bendesa Adat Pecatu, serta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Badung untuk segera melakukan pemetaan trase jalan.
“Mudah-mudahan kita bisa perlebar jalan 24 sampai 30 meter, sehingga ada median jalannya, sangat-sangat representatif,” sambungnya.
Pemkab Badung di bawah kepemimpinan Bupati, I Nyoman Giri Prasta dipastikan sangat berkomitmen untuk mewujudkan hal tersebut. Buktinya, pada tahun 2023 telah disiapkan anggaran Rp80 miliar, dan di tahun 2024 juga kembali dipasang anggaran senilai Rp100 miliar untuk pembebasan lahan.
“Tetap akan berlanjut, berlanjut terus, sehingga pada saatnya nanti benar-benar akses menuju Uluwatu aman, nyaman. Itu bagian dari komitmen pemerintah dalam rangka mendukung pariwisata yang ada di Uluwatu, termasuk pula destinasi wisata lainnya,” pungkas mengenai Jalan Lingkar Selatan yang ditarget rampung sesegera mungkin. (adi/jon)