TABANAN – Hujan deras yang melanda Tabanan sejak Jumat dan Sabtu (6-7/7/2023) menyebabkan bencana berupa tanah longsor, banjir dan pohon tumbang. Dari data sementara yang sudah direkap BPBD Tabanan, bencana tanah longsor dan banjir maupun pohon tumbang terjadi lebih dari 200 titik dengan kerugian mencapai Rp 20 Miliar Rupiah.
Plt. Kalaksa BPBD Tabanan I Nyoman Srinadha Giri ketika dikonfirmasi mengungkapkan, pihaknya kini fokus pada penanganan pasca bencana yang masih terjadi sampai Minggu (9/7/2023) ini. Pihaknya mengerahkan semua petugas untuk turun ke lapangan dibantu TNI/Polri , Damkar serta masyarakat untuk melakukan penanganan bencana tanah longsor maupun pohon tumbang. Sementara untuk korban banjir bandang juga sudah ditangani dan air sudah langsung surut pada sore harinya.
“Dari data sementara yang ada dan laporan yang masuk jumlah bencana baik tanah longsor, pohon tumbang dan banjir bandang lebih dari 200 titik,” ungkap Srinadha Giri , Minggu (9/7/2023).
Untuk menangani tersebut, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan BPBD Provinsi Bali, karena banyak kejadian pohon tumbang, tanah longsor termasuk di jalan provinsi. Bahkan pihak provinsi juga membantu untuk pengadaan alat berat. Pasalnya, longsor yang terjadi terutama untuk yang menutupi jalan , harus menggunakan alat berat dan dituntaskan dengan penyemprotan sisa lumpur dan tanah oleh Damkar. Belum lagi longsor akses jalan pertanian maupun saluran irigasi.
“Untuk bencana tanah longsor terutama yang menutup akses jalan semuanya harus ditangani dengan alat berat. Sementara untuk yang terjadi di lingkungan perumahan atau tempat suci dilakukan secara manual dengan gotong royong. Sebagian besar sudah bisa tertangani,” jelasnya.
Sementara untuk jalan longsor terjadi di beberapa tempat seperti di Banjar Piling Kawan Mengesta, penebel, di Banjar Munduk gawang desa Belatungan, Pupuan serta beberapa tempat lainnya, perlu penanganan lebih lanjut dan melibatkan Dinas PUPRPKP. Dari akses jalan tersebut hampir terputus dan tidak bisa dilewati kendaraan.
“Untuk penanganan yang seperti itu, kami koordinasi dengan OPD lainnya termasuk PUPRPKP,” ungkap Kabag Ekonomi Setda Tabanan ini.
Adanya bencana alam tersebut apalagi jumlahnya mencapai ratusan titik tentu saja menimbulkan kerugian material. Beruntung tidak sampai ada korban jiwa atau luka-luka. Untuk kerugian material kata Srinadha Giri belum bisa dirinci dengan pasti. Pihaknya bersama PUPRPKP dan instansi terkait masih melakukan penghitungan.
“Data kerugian materiil belum bisa dipastikan, masih dihitung. Namun melihat kerusakan yang terjadi kerugaian diperkirkan sebanyak Rp 20 Miliar. Rinciannya Rp 15 Miliar kerugaian material akibata kerusakan infrastruktur dan Rp 5 Miliar kerugaian masyarakat. Ini masih terus pendataan, karena laporan bencana masih terus masuk,” pungkasnya. (jon)