foto : Pengukuran pakaian dan persiapan MPLS di SMA N 3 Singaraja.
BULELENG – Orang tua calon siswa di sejumlah SMA/SMK Negeri di Kabupaten Buleleng mengeluhkan pengadaan pakaian seragam sekolah pada rangkaian Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2023-2024.
Selain dilakukan oleh rekanan luar daerah, sejumlah orang tua calon siswa juga mengeluhkan harga pakaian berikut kelengkapan lainnya yang jauh diatas harga lokal baik harga dipasaran maupun harga yang ditawarkan oleh rekanan/perusahaan pengadaan kelengkapan sekolah di Kabupaten Buleleng.
“Selain rekanan pengadaan pakaiannya jauh, sehingga kalau ada apa-apa kami susah berkoordinasi, harganya juga diatas rata-rata harga pasaran maupun harga yang ditawarkan rekanan lokal,”kata Wayan Sutapa, salah satu orang tua siswa saat mengantar anaknya di SMA Negeri 3 Singaraja, Jumat (7/7/2023).
Sutapa mengungkapkan selain selisih harga ditengah kemampuan perekonomian warga masyarakat paska pandemi Covid-19, keberatan terhadap pengadaan pakaian oleh rekanan dari luar daerah juga disampaikan karena tidak memihak kebijakan nasional dalam penggunaan produk lokal maupun pemberdayaan UMKM yang ada di Kabupaten Buleleng.
“Dari total harga yang ditawarkan, rekanan luar harga Rp 2.250.000,- untuk pakaian putra dan 2.220.000,- untuk pakaian putri, sementara rekanan lokal Rp 1.335.000,- untuk pakaian putra dan Rp 1.315.000,- untuk pakaian putri,” tandas Sutapa dibenarkan sejumlah ibu calon siswa di SMAN 3 dan SMAN 4 Singaraja, yang akhirnya menyepakati beberapa item kelangkapan bisa diadakan atau dibeli sendiri oleh masing-masing siswa.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala SMAN 4 Singaraja Putu Gede Wartawan tidak menampik adanya keluhan yang disampaikan orangtua siswa tersebut.
“Melalui rapat dengan komite sekolah yang dilaksanakan hari Kamis, 6 Juli 2023, persoalan yang disampaikan telah dicarikan solusi terbaik, sebagaimana ketentuan yang diamanatkan Permendiknas,” jelasnya.
Sesuai dengan berita acara hasil rapat, orang tua calon siswa melalui komite sekolah menyepakati, untuk pengadaan pakaian yang menjadi ciri khas sekolah antara lain baju endek ,baju batik dan pakaian olahraga dibantu pihak sekolah.
“Pihak sekolah membantu memfasilitasi pengadaan melalui rekanan sehingga bisa sama warna serta motifnya dan tersedia pada saat dipergunakan. Sementara untuk seragam yang lainnya, pengadaan diserahkan secara mandiri,” terangnya.
Senada dengan Kepala SMA Negeri 4 Singaraja, Dyah Puspa Shinta Pradnyani selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA Negeri 3 Singaraja mengungkapkan keluhan dari orangtua calon siswa tersebut sudah dibahas bersama dan dicarikan solusi.
“Melalui pertemuan sosialisasi melibatkan orangtua calon siswa dan pengurus komite sekolah, orangtua calon siswa sepakat pengadaan pakaian sekolah yang berkaitan dengan identitas sekolah, difasilitasi pihak sekolah. Kalau ada orangtua sudah terlanjur memesan diluar rekanan yang difasilitasi sekolah, tetap diberikan kebebasan,” terangnya.
Yang terpenting, pakaian dan kelengkapan sekolah yang dibutuhkan calon siswa sudah tersedia pada saat diperlukan untuk kegiatan di sekolah. “Kami sudah sosialisasikan, termasuk MPLS yang dimulai 10 Juli 2023,” pungkasnya. (kar,dha)