KLUNGKUNG – Pantai Watu Klotok, Klungkung selama ini menjadi tempat ‘berlabuhnya’ satwa langka penyu jenis lekang. Terdapat Kelompok Pelestari Penyu Watu Klotok sejak tiga tahun aktif dalam upaya pelestarian penyu.
Kapolres Klungkung AKBP I Nengah Sadiarta bersama jajaran dan Dandim Letkol Inf.Armen melepas sekitar seratus tukik yang diambil dari tempat penangkaran dikelola oleh Kelompok Pelestari Penyu Watu Klotok, Kamis(22/6/2023) sore.
Menurut Kapolres, pelepasan tukik bagian dari upaya menjaga ekosistem sehingga alam tetap terjaga. Kata perwira melati dua ini, pelestarian penyu melalui penangkaran telur penyu dan melepas tukik kembali ke habitatnya akan melanjutkan hubungan mutualisme khususnya di laut.
“Itu akan bermanfaat baik bagi masyarakat. Ekosistem terjaga alam semesta pun akan berjalan sesuai ritme, ada hubungan timbal balik,” tandas Kapolres.
Kapolres mengimbau masyarakat yang datang atau berkunjung ke Pantai Watu Klotok apabila menemukan penyu agar diamankan.
“Jangan diambil atau diperjual belikan. Karena penyu masuk appendiks satu tidak bisa diperdagangkan,” katanya seraya menyampaikan Pantai Watu Klotok menjadi pantauan Polres Klungkung melalui petugas Satuan Pol Air.
“Untuk di Pantai Watu Klotok karena menjadi daerah pendaratan penyu jenis lekang, jadi pantauan polres melalui satpol air. Jika ada pelanggaran, tindakan melanggar hukum lakukan penindakan dan selalu koordinasi dengan BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam),” demikian Kapolres.
Kegiatan pelepasan tukik serangkaian menyambut Hari Bhayangkara ke-77 yang jatuh pada 1 Juli 2023.
Ketua Kelompok Pelestari Penyu I Wayan Gede Swibawa mengungkapkan setiap tahunnya dirinya menangkar ribuan telur penyu yang didapat sepanjang Pantai Tegal Besar hingga Pantai Kusamba. Ia menyampaikan, tahun lalu ada sekitar 5.000 telur penyu di tangkar, sebelumnya juga ada sekitar 6.000.
“Tahun ini ada 7.000 telur penyu yang ditangkarkan sejak April.Tapi yang baru menetas sekitar 650 butir. Berpotensi (telur) bertambah karena Agustus sampai September masuk musim bertelur,” ungkapnya.
Pria asal Lembongan, Nusa Penida ini mengaku sangat komit dalam pelestarian satwa langka ini karena terdorong ingin mengajarkan anak-anak mengenal lebih dekat hewan langka khususnya penyu. Swibawa membuat tempat penangkaran penyu di Pantai Watu Klotok sejak tahun 2020.
“Saya tidak ingin anak cucu kita tidak tahu seperti apa bentuk penyu itu. Karena niat saya sampai sekarang masih aktif menangkar penyu agar keberadaannya tetap lestari,”pungkasnya. (yan)