ArtikelKesehatan

Flu Burung : Kenali dan Cegah Penularannya

Penulis: dr. Gus Jaya Laksana Hartanto, S.Ked


Flu burung atau Avian Influenza adalah suatu penyakit yang ditularkan oleh hewan unggas ke manusia dan sifatnya sangat mematikan. Manusia yang terinfeksi oleh flu burung dapat berujung kematian.

Akan tetapi flu burung ini dapat dicegah penularannya ke manusia jika kita mengetahui karakteristik virus penyebabnya dan cara pengendaliannya. Flu burung pertama kali ditemukan di Scotlandia pada tahun 1959 dan menyebar ke negara berkembang maupun maju. Di Asia, pertama kali ditemukan di Hongkong pada tahun 1997 dengan terdeteksi 18 orang dengan 6 orang diantaranya meninggal dunia.

Mewabahnya flu burung di suatu tempat sangat dipengaruhi oleh epidemiologi virus, pola manajemen klinis kesehatan masyarakat setempat dan sistem pertenakan di lingkungan tersebut. Diketahui bahwa penyebab flu burung adalah Highly Pathogenic Avian Influenza virus strain H5N1. Hal ini terlihat dari ditemukannya virus H5N1 dengan jumlah besar di dalam kotoran unggas yang terinfeksi.


Penularan flu burung pada unggas terjadi sangat cepat dengan angka kematian yang tinggi. Pada Agustus 2003 di Indonesia ditemukan ayam ras petelur yang mati dalam jumlah yang banyak dan cepat, hal ini disebabkan oleh flu burung.Virus.

Sejak Juli 2005 hingga pertengahan Juni 2007 tercatat 100 kasus pada manusia dengan 80 kematian. Virus H5N1 ini dapat ditularkan dari unggas ke unggas lain melalui kontak langsung, kotoran, lendir dari hidung dan mata, udara, perdagangan unggas, pakan dan air minum yang terkontaminasi, pakaian dan sepatu manusia yang terkontaminasi virus.

BACA JUGA:  Ingin Jajarannya Sehat Jiwa dan Raga, Pj. Gubernur Bali S. M. Mahendra Jaya Inisiasi Olahraga Orhiba Bersama Pimpinan Perangkat Daerah

Sedangkan penularan dari hewan ke manusia dapat terjadi jika terjadi kontak langsung ke unggas yang terkena.


Flu burung dapat menyerang dan menyebabkan sakit pada manusia jika kondisi sistem kekebalan tubuh manusia yang lemah. Jika kondisi manusia baik maka tidak akan bergejala. Gejala yang dikatakan tersangka flu burung, jika ada gejala demam, nafsu makan menurun, pusing, sesak, nyeri otot dan mata merah disertai riwayat kontak dengan unggas.

Gejala-gejala tersebut hampir mirip dengan gejala flu lainnya akan tetapi secara cepat gejala tersebut dapat menjadi berat hingga kematian akibat terjadinya peradangan pada paru. Masa inkubasi virus ini adalah 1-3 hari.

Flu burung ini ditegakkan dengan cara swab PCR dan ditemukan adanya virus H5N1. Jika sudah ada bergejala dan riwayat kontak dengan unggas yang mati mendadak dan dalam jumlah banyak, segeralah ke fasilitas kesehatan terdekat untuk menegakkan diagnosa agar dapat ditangani sesegera mungkin dan mencegah terjadinya perburukan penyakit.


Pencegahan flu burung dimulai dari pencegahan unggas agar tidak terjadi penularan yang luas maupun ke manusia. Adapun beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan dan penyebaran virus ini adalah membatasi kontak unggas dengan ternak lainnya maupun manusia, jika ada orang yang akan keluar masuk kendang diharapkan melakukan desinfektan terlebih dahulu. Peternak maupun orang yang hendak masuk ke peternakan unggas harus menggunakan pakaian pelindung seperti masker, kaca mata plastik, kaos tangan dan juga sepatu.

BACA JUGA:  Peringati World Sight Day, PERDAMI dan RS Mata Bali Mandara Layani 75 Pasien Operasi Katarak Gratis

Melakukan desinfeksi secara berkala terhadap semua bahan, sarana dan prasarana peternakan termasuk kendang. Menggunakan beberapa disenfektan yang direkomendasikan seperti asam parasetat, hidroksi peroksida, formalin 2-5%, iodine, senyawa fenol dan hipoklorit. Jika ada yang unggas yang mati tanpa sebab yang jelas ataupun sakit, segeralah dilakukan penyembelihan kemudian dilakukan pembakaran dan mengubur hewan tersebut.

Selain itu barang-barang yang tercemar oleh unggas tersebut, sebaiknya dilakukan penguburan bersamaan dengan unggas. Tata laksana peternakan yang benar juga sangat memegang peranan penting dalam penanggulangan penyebaran flu burung seperti pengaturan kepadatan, temperature, pakan yang bergizi cukup, air minum yang bersih, pencahayaan yang cukup. Yang terakhir dapat dilakukan vaksinasi pada semua jenis unggas sehat di daerah yang diketahui ada wabah flu burung.


Pada manusia terdapat juga beberapa langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan seperti mengkonsumsi produk unggas yang benar-benar matang dengan dimasak pada temperature tinggi > 60 ⁰C. Makan makanan yang bergizi sehingga imunitas terjaga dengan baik.

Kunjungan ke peternakan dilakukan jika benar-benar diperlukan. Olah raga yang teratur dan tidur yang cukup serta berkualitas juga penting dilakukan guna menjaga kondisi tubuh tetap fit sehingga dapat terhindar dari infeksi. Yang tak kalah pentingnya perilaku hidup bersih dengan menjaga kebersihan lingkungan dan diri dengan mencuci tangan. Hal terakhir yang dapat dilakukan untuk pencegahan adalah melakukan vaksinasi influenza guna mencegah terjadinya mutasi virus flu burung yang berakibat dapat terjadinya penularan manusia ke manusia. Salam Sehat. (*)

Back to top button