KLUNGKUNG – Gedung Ayodya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Klungkung kembali jadi sorotan. Gedung yang dibangun untuk perawatan pasien interna menghabiskan anggaran Rp 12 miliar lebih ini berkali-kali disidak dewan.
Giliran Komisi II DPRD Kabupaten Klungkung mengadakan sidak Jumat (12/5/2023). Rombongan Komisi II dipimpin Ketua Komisi Nengah Ariyanta. Ariyanta, politisi PDIP ini langsung menuding proyek yang dibangun dengan dana pinjaman Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ini amburadul.
“Kalau kami lihat di lapangan, pengerjaan amburadul. Keliatan sekali pengawasaan lemah, sehingga pekerjaanya acak-acakan. Kebocoran itu, akibat genangan air dan meresap karena beton tidak kedap air. Mutu diragukan tidak sesuai spek (spesifikasi) atau tidak sesuai bestek,” tandas Ariyanta.
Apalagi kata dia, mestinya sesuai spesifikasi beton dibuat kedap air sehingga tidak terjadi bocor saat ada hujan.
“Jadi kemungkinan ini tidak sesuai dengan spek. Kebocoran beberapa hari lalu karena air merembes disatu sisi pembuangan air tergenang tidak ada. Ini Pengawasan lemah atau pengawas tidak mengerti pengerjaan,” imbuh Ariyanta.
Ia menyarankan pihak eksekutif mengambil kebijakan untuk kedepannya agar dievaluasi pengawasnya, agar tidak terjadi di tempat lain. Kondisi terkini sesuai hasil pemantauan Komisi II di RSUD Klungkung, penanganan sementara sudah dibuatkan sejumlah saluran air sehingga tidak sampai ada genangan air.
“Karena sudah dibuat di beberapa titik ada lubang untuk pembuangan air, karena estetika kurang bagus, nanti agar dibenahi lagi biar rapi,” ujar Ariyanta.
Sementara anggota Komisi II Komang Suantara mendesak agar aparat penegak hukum memberikan perhatian kondisi proyek.
“Ini fasilitas umum, kami menuntut kualitas kalau pengawas kurang cakap, saya rasa pemerintah datang, ya diblack list saja,”lontar Suantara.
Sebelumnya menurut pejabat pembuat komitmen dr Wayan Swatama, air masuk hingga menggenangi lantai tiga lorong ruang perawatan pasien karena lantai beton pada atap bangunan,bagian sampingnya dibuat tidak miring, sehingga ketika hujan air menyatu dan merembes ke samping hingga menembus lantai beton.
“Tim kami sudah pernah mengecek ke atas ini sudah masuk catatan perbaikan pada masa pemeliharaan. Kami sudah hubungi kontraktornya,”jelas Swatama (yaan)