JEMBRANA – Setelah diminta mengosongkan lahan yang terkena jalur pembangunan Jalan Tol ‘Bali Kerthi’ Gilimanuk-Mengwi, warga Banjar Sumbermis dan Koprahan Desa Pekutatan Kecamatan Pekutatan secara swadaya mulai membongkar bangunan rumah yang mereka tempati.
Informasinya, terdapat 95 rumah di kedua banjar tersebut, menempati Perkebunan Persil milik Perusahaan Daerah Provinsi Bali, dilalui jalur tol. Patok pembebasan pun sudah dipasang, termasuk sebagian jalur khususnya di lahan persil sudah dilakukan perataan sejak di-groundbreaking tahun lalu.
Sekitar 600 hektare lahan milik Pemprov Bali di Perkebunan Persil terkena dampak tol, termasuk rencana Taman Kerthi Bali Semesta (KBS). Kelian Banjar Sumbermis I Ketut Murjana, Selasa (14/3/2023), mengatakan ada sekitar 95 rumah yang akan digusur. “Sejak kemarin warga yang terkena jalur tol, mulai membongkar bangunannya sendiri,’’ paparnya.
Murjana menjelaskan, paska diminta pengosongan, pihaknya sempat melakukan mediasi kepada warga terdampak. Mereka sempat meminta diberikan waktu untuk membongkar. Sekarang mereka sudah mulai melakukan pembongkaran rumah yang ditempati. Alasannya, material bongkaran bisa dipakai lagi untuk membuat rumah di tempat yang baru mereka dapat.
Pemberitahuan pengosongan sejatinya pertama kali Oktober tahun lalu, kemudian disusul pemberitahuan pada Januari 2023. Pemberitahuan terakhir pengosongan sampai Maret.
Menurut salah satu warga, Wayan Sudiarta, pembongkaran sudah mulai dilakukan sejak kemarin. ‘’Kita bongkar dari kemarin secara swadaya, karena tidak memiliki biaya untuk upah, sehingga pembongkaran melalui gotong royong,” katanya.
Pembongkaran ini juga atas surat pemberitahuan untuk pindah dari rumah yang sudah ditempati bertahun-tahun. Sudiarta mengungkapkan, sementara dirinya akan menumpang di rumah kerabat. Karena untuk membeli lahan, dia belum mempunyai uang. (ara,dha)