JEMBRANA – Massa dari Aliansi Masyarakat Peduli Tanah Gilimanuk (AMPTAG) Senin (27/2/2023) menduduki titik nol Gilimanuk, tepatnya di kawasan Gelung Kori Jalur Denpasar-Gilimanuk.
Massa AMPTAG yang diperkirakan berjumlah seribuan orang, merupakan perwakilan warga yang menuntut tanah hak pengelolaan lahan (HPL) yang ditempati ribuan warga Gilimanuk menjadi sertifikat hak milik SHM.
Massa AMPTAG yang sudah berkumpul sejak pukul 09.00, sebelum menuju Gelung Kori, mereka melakukan aksi longmarch, berjalan kaki dari Anjungan Cerdas Betutu Gilimanuk, menuju Gelung Kori, titik nol kilometer Kelurahan Gilimanuk di ujung Barat Pulau Bali.
Turunnya massa AMPTAG ke jalan mendapat pengawalan ketat aparat Polsek dan Polres Jembrana. Sepanjang jalan Denpasar-Gilimanuk yang dilalui massa juga dialihkan melalui jalan alternatif di Kelurahan, agar tak mengganggu kendaraan yang menuju maupun keluar pelabuhan.
Di Gelung Kori massa AMPTAG melakukan doa bersama, melalui doa bersama perjuangan agar status tanah HPL bisa menjadi SHM.
Koordinator AMPTAG Gede Bangun Nusantara mengatakan tujuannya turun ke jalan tiada lain untuk doa bersama, bersembahyang di Gelung Kori, titik nolnya Gilimanuk, yang memang dianggap rohnya masyarakat Gilimanuk.
“Kita berdoa bersama bersembahyang bersama, memohon agar tanah HPL masyarakat Gilimanuk, bisa menjadi SHM,” katanya.
Disebutkan Bangun, langkah-langkah perjuangan agar taman bisa SHM, sudah banyak ditempuh dengan datang ke DPRD Jembrana, juga mendatangi Bupati Jembrana. Termasuk datangi Kemendagri, dan ATRBPN, secara peraturan perundang-undangan bahwa tanah Gilimanuk sangat memungkinkan ber-SHM.
Sementara Kabag Ops Polres Jembrana, Kompol I Gusti Ngurah Ariasa mengatakan pengamanan aksi doa masyarakat Gilimanuk melibatkan 200 personel.
“Kegiatan ini sengaja kita kawal jangan sampai terjadi diluar yang kita tidak ingin,” katanya. (ara,dha)