JEMBRANA – Hingga kini, instansi terkait belum ada tanda-tanda melakukan perbaikan jembatan putus di Banjar Sekar Kejula Kelod, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo.
Jembatan penghubung antar desa itu putus akibat banjir pada 16 Oktober 2022. Kondisi itu menyulitkan akses warga termasuk pelajar yang berangkat dan pulang sekolah harus memutar haluan melalui jalan di Desa Yehembang dengan jarak tempuh lumayan jauh.
Itu diakui Ni Wayan Dian Ningsih. Perempuan ini harus menempuh jarak lumayan jauh mengantar anaknya ke SMPN 3 Mendoyo. “Kalau jembatan tidak putus lebih cepat mengantar anak ke sekolah. Sekarang terpaksa melalui jalan di Desa Yehembang dan butuh waktu satu jam,” tuturnya.
Dian berharap jembatan segera diperbaiki sehingga perjalanan menuju sekolah bisa lebih cepat. Harapan sama juga disampaikan Kepala Desa Yehembang Kauh, Komang Darmawan. Menurutnya, jembatan tersebut menghubungkan antar desa dan banjar.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPP) I Wayan Sudiarta saat dikonfirmasi Kamis (9/2), mengatakan perbaikan jembatan direncanakan tahun ini. Jembatan itu memiliki bentang 40 meter dan anggaran untuk perbaikan dialokasikan Rp5 miliar.
Di perencanaan awal, perbaikan jembatan pada APBD perubahan 2022. Sedangkan pengerjaanya di 2023 ini. “Sekarang sudah selesai tahap evaluasi. Jembatan memiliki bentang 40 meter, di anggarkan perbaikannya Rp5 miliar pada tahun ini,” tutupnya. (ara,dha)