YOGYAKARTA – Seiring rencana Pemkab Jembrana merevitalisasi Pasar Umum Negara, Pemkab Jembrana melalui Humas Protokol Pimpinan (Humprokopim) Rabu (1/2/2023) melakukan studi banding termasuk menggali informasi soal pengelolaan pasar.
Rombongan dipimpin Kasubag Prokopim, Wiswa Abhijana, mengajak seluruh awak media se-Jembrana, menuju Pasar Beringharjo di Kota Yogyakarta. Setibanya rombongan di Kota Yogyakarta diterima Sekdis Perindustrian Jalaludin di aula lantai 3 Pasar Beringharjo, sekaligus menjadi Kantor Perindustrian Kota Yogyakarta.
Dalam pemaparan Sekdis Jalaludin, menceritakan keberadaan Pasar Beringharjo merupakan pasar terbesar, dari 29 pasar yang dimiliki Pemkot Yogyakarta. Pasar Beringharjo sendiri dibangun pada 1755 oleh Sultan Yogyakarta, pembangunanya sebagai pusat perekonomian masyarakat, di samping kepentingan keraton. Seiring waktu pengelolaan pasar melalui Dinas Perdagangan, kini Pemkot Yogya, mampu menyumbangkan pendapatan daerahnya mencapai Rp17 miliar. Sedangkan pendapatan retribusi dari 10.000 pedagang mencapai 480 juta per tahunnya.
Sementara Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, memiliki tiga bidang dengan 5 UPT. Semenjak berdirinya Pasar Beringharjo, terakhir direnovasi pada 2.000-an. Demikian pula paska pemerintah setempat mengatur penataan kota dan pedagang, serta adanya pelarangan pedagang kaki lima (PKL) berjualan di bahu jalan protokol, sebanyak 1.000 PKL termasuk para pedagang di sepanjang Jalan Malioboro, ditampung di Pasar Beringharjo.
Menariknya relokasi pemindahan ribuan PKL, tidak menemui gejolak, termasuk proses pemindahan dalam hitungan singkat selama 2 bulan. Pemindahan PKL ke pasar, tentunya tidak terlepas dari peran Kesultanan Jogja, yang memiliki tanah (Ground Sultan) yang ditempati PKL.
Sebelumnya Kadis Koperindag Jembrana I Komang Agus Adinata, menyampaikan bahwa rencana revitalisasi Pasar Umum Negara, seiring misi visi Bupati Jembrana, untuk menyiapkan Jembrana Emas 2026. “Kita dibantu dana 160 miliar dari pusat tahun ini,” katanya.
Detail Engineering Design (DED) pasar sedang digodok proses kajiannya, termasuk gambar pasar yang akan dibuat melalui Dinas PUPR. Untuk itu, kesiapan revitalisasi harus mulai disiapkan, mulai tempat relokasi, termasuk data pedagang, jumlah losnya, semua nantinya diatur dimana penempatannya, sesuai blok. (ara,dha)